Kamis, 30 November 2023

casa 212i





                                                                        TNI-AU


 Spesifikasi NC212i,

Pesawat Buatan Lokal Pesanan TNI AU"

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan pesawat NC212i ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk kebutuhan TNI Angkatan Udara (AU).

Direktur Produksi PTDI M. Ridlo Akbar menyebutkan Kemenhan memesan sembilan unit pesawat jenis NC212 sejak 2017.

Namun kini pihaknya baru melepas satu unit pesawat NC212i yang kemudian akan dioperasikan TNI AU, yakni Skadron Udara 4, Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang

NC212i merupakan versi modern dari pesawat NC212. Diketahui bila PTDI memiliki program utama pada 1976 yakni memproduksi NC 212-200 di bawah lisensi dari CASA, Spanyol. Saat itu sebanyak 103 NC212-200 versi sipil dan militer telah diproduksi.

Sejak 2014, PTDI tidak lagi memproduksi NC212-200 dan NC212-400, dan telah meningkatkan pesawat menjadi versi NC212i yang modern.

Pesawat ini dikembangkan dari seri C212-400 yang menawarkan performa tinggi dengan berbagai macam konfigurasi. Klaim PTDI pesawat sudah terbukti tangguh digunakan dalam berbagai jenis lingkungan dan misi yang berbeda.

Menurut PTDI pesawat sudah menggunakan sistem avionik generasi terbaru. Sistem ini akan meningkatkan keselamatan penerbangan dan mengurangi beban kerja awak.

Kemudian pesawat memiliki muatan terbesar pada kelasnya, yakni tiga ton, dan kapasitas kursi hingga 28. Terdapat juga Ramp Door untuk memudahkan bongkar muat.

Sedangkan mesin yang digunakan yakni dua mesin Honeywell TPE-331-12JR-701C Turboprop. Mesin dipadukan dengan baling-baling tipe Dowty Rotol berbilah empat.

Menurut PTDI pesawat ini cocok digunakan dalam berbagai kebutuhan, antaranya pengangkut pasukan, pengintai maritim, angkutan kargo atau logistik, evakuasi medis, VVIP atau VIP, bisa juga untuk misi khusus.

Max. Cruise Speed (MTOW, ISA, 1,000ft): 195 kts
Long Range Cruise Speed: 163 kts
Range with max. Payload(3,000 kg): 207 NM
Range with max. Usable Fuel with 2,060 kg payload: 806 NM
Service Ceiling(All Engine Operative): 23,000 ft
Service Ceiling(One Engine In-operative): 7,000 ft
Long Range Fuel Flow: 647 lb/hr
Take Off Distance (to 50 ft) (MTOW, ISA, SL): 740 m
Landing Distance (from 50 ft) (MLW, ISA, SL): 527 m
(ryh/mik)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menjadi satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang saat ini memproduksi pesawat NC212i. Seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung pada kawasan produksi PTDI karena Airbus Defence and Space telah menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi ke PTDI mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI.
Apabila Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya akan tetap dikerjakan PTDI di Bandung.
"Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan kepada PTDI karena mereka akan lebih fokus mengembangkan pesawat besar, oleh karenanya Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam," ucap Direktur Utama PT DI Budi Santoso dalam keterangannya yang dikutip merdeka.com di Jakarta, Senin (20/6).
Pesawat NC212i adalah pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan daya angkut 28 penumpang, memiliki ramp door, kabin yang luas di kelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil.
Pesawat NC212i dapat juga digunakan sebagai pembuat hujan, patroli maritim dan penjaga pantai. Pesawat generasi sebelumnya C212 berbagai seri telah digunakan lebih dari 600 unit oleh 38 negara di ataranya yaitu Thailand, Filipina, Afrika Selatan, Spanyol, Uni Emirat Arab, Cili dan Meksiko
https://www.merdeka.com/uang/5-fakta-pesawat-buatan-ptdi-diremehkan-hingga-dipakai-banyak-negara.html




HELICOPTER AIRBUS H-225 M

 TNI Pesan Lagi 8 Helikopter H225M, 

Airbus: Telah Teruji di Medan Tempur

https://www.beritatrans.com/artikel/123934/TNI-Pesan-Lagi-8-Helikopter-H225M-Airbus-Telah-Teruji-di-Medan-Tempur/

JAKARTA (BeritaTrans.com) - TNI Angkatan Udara (TNI AU) memesan kembali delapan helikopter H225M bermesin ganda buatan Airbus.TNI AU ingin memperkuat armadanya untuk tugas pencarian dan pertolongan (SAR) dalam kondisi tempur.Menurut kesepakatan antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI), helikopter berbobot 11 ton yang telah teruji di medan tempur ini akan diserahkan kepada TNI AU usai perakitan, penambahan kelengkapan, dan penyesuaian akhir oleh PTDI di fasilitas mereka di Bandung, Indonesia. TNI AU ingin memperkuat armadanya untuk tugas pencarian dan pertolongan (SAR) dalam kondisi tempur.Menurut kesepakatan antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI), helikopter berbobot 11 ton yang telah teruji di medan tempur ini akan diserahkan kepada TNI AU usai perakitan, penambahan kelengkapan, dan penyesuaian akhir oleh PTDI di fasilitas mereka di Bandung, Indonesia. Helikopter tambahan ini akan bergabung dengan armada TNI AU yang saat ini terdiri dari enam H225M untuk penugasan SAR tempur."Kami sangat mendukung keputusan TNI AU dalam memilih H225M untuk melengkapi armada mereka. H225M adalah helikopter yang telah teruji di medan tempur dan disenangi oleh banyak pelanggan di seluruh dunia. Pesanan tambahan ini mencerminkan kepercayaan Indonesia terhadap Airbus Helicopters," kata Airbus Helicopters Executive Vice President Ben Bridge dalam keterangan, yang dikutip cnbcindonesia, Jumat (11/1/2019). "Indonesia terus mengambil peran penting dalam rantai pasok global Airbus Helicopters. Bersama rekan terpercaya kami PTDI, kami siap mendukung kesiapsediaan armada helikopter Indonesia."Airbus Helicopters dan Indonesia telah lama bekerja sama, diawali ketika PTDI menerima lisensi produksi helikopter NBO-105 di tahun 1976, lebih dari 40 tahun yang lalu. Terkait H225, PTDI telah menjadi pemasok penting untuk badan utama dan badan belakang helikopter jenis ini sejak tahun 2008, diikuti oleh beroperasinya lini produksi H225 di tahun 2011. Airbus Helicopters dan PTDI memperluas kerja sama industri di tahun 2017 dengan mengadakan layanan dan dukungan khusus untuk armada helikopter militer Indonesia.Saat ini, 88 unit H225M telah diserahkan kepada pengguna. Helikopter ini telah terbukti keandalan dan ketahanannya pada berbagai situasi tempur dan wilayah krisis di seluruh dunia.H225M, yang merupakan varian militer dari keluarga helikopter multi-peran Super Puma, saat ini beroperasi di Perancis, Brazil, Meksiko, Malaysia, Indonesia, dan Thailand, dan baru-baru ini telah dipesan pula oleh Hongaria, Kuwait, dan Singapura.BUTUH 140 HELIKOPTERSebeluknya Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak pembelian 8 helikopter H225M dan 9 helikopter serbu BELL-412EPI. Kontrak pembelian ini merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan TNI akan 100 heli angkut berat dan 40 heli tempur. Kebutuhan TNI besar untuk heli angkutan berat dan heli tempur, ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan, Agus Setiadji, di PT Dirgantara Indonesia (DI) Bandung, Selasa (9/1/2018). Agus menuturkan, kontrak terdiri dari helikopter H225M konfigurasi angkut berat, integrated logistic support termasuk airborne kit, jasa (technical assistant dan advance training). Kemudian, publikasi teknis, pelatihan, dan 1 unit H225M level D full flight simulator beserta sarana dan prasarana pendukungnya. Helikopter ini untuk memenuhi kebutuhan TNI AU. Helikopter H225M merupakan nama komersial yang sama dengan helikopter EC725 Cougar yang merupakan keluarga dari Super Puma, produk kerja sama PT DI dengan Airbus Helicopters, Perancis. Kontrak lainnya, 9 helikopter serbu BELL-412EPI, lengkap dengan persenjataan dan munisi, suku cadang, publikasi teknis, serta pelatihan. Heli serbu ini untuk memenuhi kebutuhan TNI AD. Helikopter Bell-412EPI merupakan bagian dari helikopter Bell-412 Series, produk kerja sama PT DI dengan Bell Helicopter Textron Inc, Canada.Agus mengatakan, kontrak tersebut didasarkan pada kebutuhan dasar TNI AU dan TNI AD sesuai dengan minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimum TNI tahap kedua. Kebutuhannya masih cukup banyak. Untuk heli serbu butuh 40, baru bisa dukung 9. Untuk heli angkut berat, kebutuhannya 100, baru bisa dukung 8, ungkap dia seperti dikutip kompas.com.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya melihat industri dalam negeri dengan kontraktor utamanya PT DI. Kebutuhan akan dipenuhi bertahap. Targetnya 2020-2024 MEF terpenuhi. Sekarang baru 67 persen. April nanti diharapkan bisa sampai 79 persen, imbuh dia. Anggarannya untuk yang sekarang, Heli Bell 330 juta dollar AS dan 183 juta dollar AS (heli tempur), tambah dia. Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro mengatakan, sesuai kontrak, pihaknya akan memenuhi kebutuhan TNI AD dalam 24 bulan sejak efektif kontrak. Sedangkan heli angkut berat harus selesai 36 bulan setelah efektif kontrak. Kontrak sendiri akan efektif setelah pendanaan luar negeri (PLN) selesai. Proses (PLN) dibutuhan 3-6 bulan. Setelah dapa,tbaru,efektif,ujardia

This article was published in beritatrans.com with the title "TNI Pesan Lagi 8 Helikopter H225M, Airbus,Telah,Teruji,di,Medan,Tempur".Click,to read: https://www.beritatrans.com/artikel/123934/TNI-Pesan-Lagi-8-Helikopter-H225M-Airbus-Telah-Teruji-di-Medan-Tempur/.







Senin, 10 Juli 2023

M I R A G E 2000

 

Menhan beli 12 jet tempur Mirage-2000-5 bekas 

spesifikasi jet tempur Mirage-2000

Indonesia Beli Mirage 2000 Bekas Qatar

Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa Indonesia telah meneken kontrak pembelian selusin jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar senilai 734,53 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 10,95 triliun. Mirage 2000-5 merupakan jet tempur produksi Dassault Aviation asal Prancis, yang juga memproduksi jet tempur Rafale yang telah dipesan Indonesia tahun lalu.

Pembelian jet tempur bekas tersebut dilakukan karena penurunan kesiapan tempur TNI AU. Penurunan kesiapan tempur tersebut karena sejumlah jet tempur TNI AU akan berakhir masa pakainya, menjalani peremajaan (upgrade) ataupun perbaikan (overhaul/repair). 

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan 2023 World Air Forces directory yang dirilis situs FlightGlobal, TNI AU saat ini memiliki 78 jet tempur aktif, yang tersebar ke dalam delapan skuadron. Sebagian besar jet tempur yang dimiliki oleh TNI AU adalah F-16, dengan jumlah 25 unit, disusul Hawk 209 sebanyak 22 unit. Dua pesawat tersebut, bersama dengan Sukhoi Su-27 dan Su-30 masuk dalam daftar pesawat yang akan mengalami habis masa pakai, peremajaan, maupun perbaikan.

Rencananya, jet tempur Mirage 2000-5 yang dibeli Indonesia akan tiba di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, selambat-lambatnya 24 bulan setelah teken kontrak, atau tahun
 2025.




MOKIT