NUSANTARA N-2140
Setelah proyek N-219 dilanjutkan, maka LAPAN merancang pesawat propeler terbesar buatan Indonesia dan tentunya PT DI sebagai pabrikannya seperti yang diberitakan di website dibawah :
Bogor -Pengembangan pesawat terbang di Indonesia kembali
bergairah pasca tertidur lama. Industri pesawat terbang nasional sempat mati
suri pasca dihentikannya program pesawat baling-baling N250 dan pesawat mesin
jet N2130 saat krisis ekonomi 1998.Kemudian pada tahun 2000-an muncul
ide mengembangkan pesawat perintis bermesin turboprop N219. Pengembangan
pesawat ternyata tidak berhenti di N219.Kali ini, Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) mengusulkan pengembangan pesawat komersial atau
penumpang baling-baling (propeller) terbesar di dunia. Pesawat yang
bernama N2140 ini, nantinya mampu membawa 144 penumpang.
“Kita dapat ide dari pesawat A400 M
yang memiliki baling-baling besar. Ini nggak masuk ke pasar jet. Kita
kembangkan pesawat yang cocok dengan kondisi Indonesia,” kata Kepala Program
Pesawat Terbang LAPAN Agus Aribowo kepada detikFinance di Pusat Teknologi
Penerbangan LAPAN, Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11/2014). A400 M merupakan pesawat angkut
militer atau cargo berbadan lebar yang diciptakan oleh Airbus Military.
Pengembangan N2140 nantinya akan memakai mesin EuroProp. Ini merupakan mesin
terbaru, setelah turboprop, untuk kelas propeller.Meski bukan mesin jet, EuroProp
memiliki kemampuan layaknya mesin pesawat jet. Daya jangkau pesawat ini
menyerupai daya jelajah pesawat sekelas Boeing 737 hingga Airbus A320.“EuroProp bisa masuk transonic.
Kalau Boeing (Boeing 737) kecepatan 0,78 mach (kecepatan suara), kalau EuroProp
0,7 mach. Ini nggak beda jauh,” jelasnya.Keunggulan pesawat N2140 daripada
pesawat bermesin jet sekelas Airbus 320 dan Boeing 737 ialah konsumsi bahan
bakar. Pesawat baling-baling ini hemat dalam pemakaian BBM sekitar 20-25%
daripada pesawat jet.
Keunggulan sangat bermanfaat bagi
maskapai komersial karena selama ini menerima hantaman tingginya biaya avtur.
Harga avtur sendiri menyumbang komposisi sekitar 60% dari biaya di industri
penerbangan.Selain hemat BBM, pesawat N2140 bisa
mendarat atau terbang di landasan lebih pendek daripada pesawat jet dengan
ukuran serupa. Selain itu, LAPAN merancang kondisi suara atau tingkat kebisingan
di kabin pesawat yang sangat rendah meskipun pesawat tidak memakai mesin
jet.“Ini pakai noise active control.
Jadi suara engine dikombinasikan dengan suara di dalam cabin agar bisa
menghilangkan resonansi sehingga tingkat kebisingan menjadi lemah,” papar Agus.
Pengembangan N2140 merupakan bagian
dari loncatan program N219. Konsep awal setelah N219, LAPAN dan PT Dirgantara
Indonesia (Persero) akan mengembangkan pesawat N245 dan N270.
Khusus program N270, pengembangannya
diubah karena ada program pengembangan pesawat R80 atau pesawat berpenumpang 80
orang yang memiliki pasar sejenis. Ahasil LAPAN mencari jalan keluar sehingga
lahirnya konsep pesawat propeller angkutan penumpang berbadan lebar
terbesar pertama di dunia.
Pesaing pesawat tipe propeller,
ATR, sama sekali belum memiliki rencana untuk mengembangkan pesawat
baling-baling penerbangan sipil di atas 100 penumpang.“Kita nggak masuk di kelas jet. Kita
main propeller yang terbaru dan belum ada yang masuk. Kalau ATR nggak
main ke sana,’ ujarnya.Program N2140 nantinya akan
diusulkan kepada pemerintah untuk memperoleh dukungan pendanaan. Pesawat N2140
akan masuk program 15 tahun atau jangka panjang dari LAPAN. Setidaknya untuk
membiayai program pengembangan hingga proses sertifikasi N2140, diperlukan
dukungan pendanaan di atas Rp 1 triliun.“Kita planning 15 tahun
sehingga bisa diproduksi rencananya tahun 2030 atau pemerintah ingin 10 tahun.
Ini juga bisa karena sudah dibuktikan oleh PT DI yang sanggup 10 tahun waktu
pengembangan N250,” kata Agus. (finance.detik.com).
Jika idenya dari Airbus A 400 M maka bentuknya kemungkinan seperti potongan gambar dibawah
seharusnya kemampuan untuk melakukan refuelling semacam ini juga akan dimiliki N-2104 nantinya
Pesawat sejenis lainnya adalah :
Antonov An-22 Anthei yg digunakan AU Rusia dan disewakan utk sipil
Douglas C-133 Cargomaster yg di digunakan AU Amerika
Antonov An-70