Senin, 09 Januari 2017

ILYUSHIN IL-76MD













 




 



ILYUSHIN IL-76 MD


 Setelah mengincar pesawat amfibi Rusia Beriev Be-200 untuk memperkaya alutsista (alat utama sistem senjata), kini giliran pesawat angkut militer terbaru Rusia Ilyushin Il-76MD-90A yang dilirik Indonesia. Hal tersebut diungkapkan langsung Wakil Direktur Umum Rosoboroneksport Sergey Goreslavskii, seperti yang dilansir TASS, Selasa (27/9).

“Indonesia tertarik untuk memperbarui armadanya dengan pesawat angkut militer,” tutur Goreslavskii pada saat mempresentasikan buku yang berjudul “Rusia-Indonesia: Tonggak Kerja Sama” di Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dalam kesempatan itu, Goreslavskii menjelaskan mengenai ketertarikan Indonesia pada pesawat Il-76MD-90A terbaru dan pesawat amfibi Be-200 Rusia. Goreslavskii  mengutarakan, bahwa Rusia pun berharap ketertarikan pihak Indonesia terhadap pesawat-pesawat buatan Rusia tetap terjaga.
“Diskusi terkait pesawat tersebut pertama kali berlangsung dengan delegasi dari Kementerian Pertahanan Indonesia pada acara “Gidroaviasalon” yang sebelumnya diadakan di Gelendzhik, Rusia. Diharapkan di masa depan konsultasi dengan para ahli Rusia akan terus berlanjut dan perwakilan dari pihak Indonesia dapat mengunjungi pabrik pembuatan pesawat,” ungkap Wakil Kepala Rosoboroneksport.

Biro desain Ilyuhsin Aviation Complex yang kini tergabung dalam UAC (United Aircraft Corporation) sendiri mendesain Il-76 dengan fokus pada sistem avionik glass cockpit yang lebih modern, desain sayap yang sepenuhnya baru dan lebih ringan, serta yang terpenting, mesin baru Perm PS-90A-76 yang jauh lebih efisien, mampu menghemat 13-17% bahan bakar. Sistem glass cockpit pada Il-76/MD-90A menggunakan tipe KSEIS-KN-76 yang memanfaatkan delapan layar LCD berwarna, menghilangkan panel indikator konvensional. Sistem navigasi juga diganti baru dengan Kupol-III-76M(A) yang kompatibel dengan satelit GLONASS, dan sudah sesuai dengan standar ICAO Kategori II.

Sistem pendaratan pada Il-76/MD-90A juga diperkuat, sehingga MTOW (Maximum Take Off and Weight) pada pesawat baru ini naik menjadi 210 ton, sementara kapasitas angkut beban maksimalnya menjadi 60 ton. Jarak tempuh pun naik menjadi 5.000km, dengan asumsi kargo seberat 52 ton di dalam perut pesawat. Semua peningkatan tersebut justru ditebus dengan panjang landasan yang lebih pendek untuk take off, dari yang tadinya 1.750 meter turun menjadi 1.600 meter. Dengan peningkatan performa yang drastis ini, Il-76/MD-90A memiliki kans di pasar pesawat angkut medium/ berat dimana AU Rusia membeli 38-40 pesawat baru dan mengupgrade 119 lainnya ke standar Il-76/MD-90A. Media Rusia Sputniknews yang mewawancara Direktur Pelaksana JSC Aviastar-SP Andrey Kapustin menyatakan bahwa ada sejumlah Negara Asia Tenggara yang menyatakan minat atau ingin lebih tahu lebih jauh mengenai Il-476. Apakah Indonesia salah satu di antaranya? Kita tunggu saja.
sumber :


Ilyushin IL-76MD-90A (IL-476), Pesawat Angkut Taktis Militer dari Rusia Jum'at, 18-08-2017
 https://www.facebook.com/search/str/ilyushin+il-14+indonesia/keywords_search
 TSM-Dalam kelas pesawat angkut militer, tiada yang meragukan dominasi C-130J Hercules untuk pesawat angkut taktis (dalam terminologi TNI AU, Hercules masuk angkut berat). Airbus Industries yang datang dengan A400M saja gagal menggoyang sang Putra Dewa dan Lockheed Martin mulus saja meluncur ke angkatan udara pengguna di seluruh dunia.
Di sisi lain, Blok Timur punya gacoan pesawat angkut dalam bentuk IL-76 Candid. Kemampuan gotong bebannya bahkan melebihi Hercules, namun selama empat dekade selalu dibayangi oleh mesin dan avionik yang tidak efisien sehingga jarak tempuhnya pendek. Karena kemudian Negeri Beruang Merah runtuh, maka tidak ada dana untuk membiayai modernisasi IL-76.
Seiring dengan naiknya harga minyak dan gas alam pada tahun 2000, Pemerintah Rusia punya dana untuk modernisasi. Mereka pun memerintahkan untuk memproduksi dan memperbarui IL-76 yang merupakan tulang punggung angkut taktis AU Rusia, yang programnya dimulai pada Desember 2006.
Permintaan ini segera dikerjakan oleh pabrikan Aviastar selaku pabrikan pembuatnya. Dua prototipe yang dimodifikasi dari Il-76 lama dapat diselesaikan pada musim semi 2011. Penyelesaian ini diikuti sejumlah tes statik, sebelum akhirnya masuk pada uji dinamis.
Uji dinamis dengan penerbangan langsung ditandai dengan penerbangan perdana pada Maret 2013 di pangkalan udara Zhukovsky. Tercatat berbagai uji instrumentasi dilakukan dan berhasil membukukan 38 sorti penerbangan. Pemerintah Rusia juga berpesan untuk menambah alat komunikasi modern dan sistem pertahanan untuk mengecoh rudal.
Ada tiga titik fokus pembaruan pada IL-76 modernisasi yang disebut IL-76 MD-90 dan kemudian akhirnya mendapat nama final IL-476. Tiga titik fokus tersebut adalah pembaruan sistem avionik modern untuk meringankan kerja kokpit, perkuatan struktur agar kapasitas beban yang dapat diangkut meningkat, dan mesin baru agar IL-476 bisa terbang lebih jauh.
Pembaruan sistem avionik dilakukan dengan membenamkan glass cockpit atau kokpit digital untuk IL-476. Tipe yang dipakai adalah sistem KSEIS-KN-76 yang memanfaatkan delapan layar multi fungsi berwarna, menghilangkan model meteran yang banyak jumlahnya. Tampilan lebih minimalis tapi kinerja jelas lebih maksimal.
Sistem navigasi juga menerima pembaruan dengan instalasi Kupol-III-76M(A) yang kompatibel dengan sistem navigasi berbasis satelit GLONASS, sistem navigasi inersial, dan sudah sesuai dengan standar ICAO Kategori II. Sistem pilot otomatisnya menggunakan ACS-76.
IL-476 pun menerima mesin baru, Perm PS-90A-76 turbofan dengan daya dorong 14.500 pon sebuahnya. Mesin ini sangat efisien untuk hitungan Blok Timur, dan mampu mengantarkan Il-476 untuk terbang 18% lebih jauh sembari menenggak bahan bakar 12% lebih sedikit. Untuk memampukan IL-476 untuk beroperasi tanpa dukungan di pangkalan terpencil, sistem APU TA-12A dipasang di IL-476 sehingga mesin bisa distart sendiri.
IL-476 juga menerima sayap baru yang menggunakan material titanium pada banyak bagian permukaan sehingga lebih ringan. Sayap baru ini berkontribusi pada kemampuan IL-476 untuk terbang sejauh 5.000km dengan kargo seberat 52 ton di dalam perutnya. Sayap baru ini juga memotong jarak pendaratan, dimana IL-476 hanya butuh 1.600 meter landasan untuk mendarat.
Harus diakui, IL-476 adalah pesawat yang menarik untuk dipertimbangkan. Kapasitas angkutnya 300% lebih tinggi dibandingkan C-130J Super Hercules, sementara harganya sama antara kedua jenis pesawat yang berbeda dapur pacu ini. Dengan kebutuhan TNI di masa mendatang yang akan terus meningkat, seperti misalnya kehadiran tank medium, Hercules bisa jadi sudah tidak lagi cukup mampu untuk menghadapi tuntutan tugas TNI ke depannya. (Aryo Nugroho)


Beberapa pabrikan mokit 


trumpetter 1-144

beberapa rakitan mokit