Jumat, 11 Juni 2021

LEONARDO AW-169

 LEONARDO AW-169

Helicopter ini buatan Itali dan dioperasikan oleh POLRI







CANGGIHNYA HELIKOPTER POLISI INDONESIA, LEONARDO AW169 DAN AW189

Tahun Depan Datang, Polri Beli 9 Heli AW169 dan 2 AW189

AIRSPACE-REVIEW.com – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) membeli sembilan unit helikopter Leonardo (AgustaWestland) AW169 dan dua AW189. Ke sebelas armada helikopter baru ini akan tiba di Indonesia mulai tahun depan dan lengkap diterima pada 2021. Direktur Kepolisian Udara (Dirpoludara) Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol Drs. Anang Syarif Hidayat kepada Airspace Review mengatakan, penandatanganan kontrak pertama telah dilaksanakan pada Desember 2018 dan akan diikuti dengan kontrak efektif pada akhir tahun ini. “Setelah kontrak efektif, helikopter akan langsung dibuat dan enam bulan kemudian diterima,” ujar Anang di sela acara pembukaan Kursus Dasar Teknik Perawatan Pesawat Udara di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang, Banten pada Senin (19/8/2019). Direktorat Kepolisian Udara menyekolahkan 36 mekanik pesawat (sayap tetap dan helikopter) untuk mengikuti kursus dasar ini di STPI    Ditambahkan Anang, pembelian 11 helikopter buatan pabrik Leonardo Helicopters di Italia ini adalah untuk memodernisasi armada sayap putar Ditpoludara. Di antaranya untuk menggantikan heli BO 105 yang telah digunakan selama 30 tahun oleh Polri dengan kapasitas yang lebih besar. “Heli AW169 dan AW189 memiliki kapasitas yang lebih besar dibanding BO 105. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang telah dipetakan Polri. Kemudian, heli ini juga punya power yang besar untuk dipergunakan saat melaksanakan misi di dataran tinggi,” terangnya.

Nantinya, lanjut Anang, sembilan heli AW169 akan disebar ke Kepolisian Daerah (Polda) besar seperti Polda Jateng, Jatim, Makassar, Medan, Palembang, Bali, Polda di Kalimantan, dan Polda Papua.Sementara AW189 akan ditempatkan di Jakarta yang sekaligus bisa mendukung kebutuhan di wilayah Polda terdekat seperti Polda Jabar.Melihat kebutuhan yang ada, lanjut alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 ini, sebenarnya jumlah 11 heli yang akan dibeli masih kurang.“Seperti diketahui, di Indonesia terdapat 34 Polda. Sebanyak 32 Polda butuh dukungan helikopter, sementara dua Polda butuh pesawat fixed wing,” jelasnya.Guna mendukung operasional heli-heli ini nantinya, Ditpoludara akan mengirimkan sejumlah teknisi (mekanik) dan penerbang ke pabrikan heli untuk mendapatkan pelatihan.Pelatihan penerbang akan dilaksanakan selama satu bulan, sementara untuk mekanik selama dua bulan Mengenai jumlah personel yang akan dikirim, untuk satu unit AW169 Ditpoludara akan mengirim 3 pilot dan 4 mekanik. Sementara untuk satu unit AW189 Ditpoludara akan mengirim 4 pilot dan 4 mekanik. “Sehingga total yang akan dikirim adalah 44 mekanik dan 35 pilot,” ungkap Anang yang merupakan penerbang heli BO 105 ini. Pilot yang akan dikirim berpangkat mulai dari Inspektur Dua (Ipda) hingga Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Mereka akan diseleksi dari pilot yang ada. Brigjel Pol Anang yang lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 ini menambahkan, untuk perakitan helikopter AW169 dan AW189 nantinya akan dilaksanakan di Indonesia. Baik heli AW169 maupun AW189, masing-masing ditenagai dua mesin. Perbedaan utama terletak pada spesifikasi di mana AW189 yang berukuran lebih besar memiliki kapasitas angkut dan spesifikasi lainnya yang lebih besar pula. Bila AW169 dapat menampung 10 penumpang, maka AW189 dapat menampung hingga 19 penumpang. Roni Sontani

Model kit nya di itelery.com belum ada

Rabu, 09 Juni 2021

N E F O FLIGHT

 Nefo Flight

Dapet cerita dan photo jdari Hizkia tentang pesawat Nefo yang tidak terdengar ceritanya;
Pada Desember tahun lalu saya pernah mengupload sebuah foto tentang cuplikan pesawat Nefo Flight dari Buku Sejarah Angkatan Udara Indonesia Jilid 3 , hingga akhirnya om Sudiro Sumbodo memberikan sebuah foto tentang Nefo Flight (lihat foto kedua), setelah saya coba cari data-datanya, akhirnya saya menemukan sedikit info tentang si "Nefo Flight" ini.. Nefo Flight merupakan pesawat yang dibuat oleh Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur, sebelumnya Kopelapip) sekitar tahun 1960an.. Pesawat ini sepertinya mengambil basis dari pesawat Aero 45, sepertinya pak Nurtanio yang merancang desain pesawat ini.. Namun sayang, beliau "keburu" gugur dalam sebuah penerbangan dengan menggunakan pesawat Aero 45 di Bandung pada tahun 1966 sehingga pesawat ini belum selesai total dan belum sempat diberi nama. Biasanya, pak Nurtanio memberikan nama kepada pesawat2 bikinannya dengan nama hewan, akhirnya para teknisi pesawat ini memberi nama pesawat ini dengan nama "Si Onta" karena bentuk hidungnya yang tinggi.. Tak banyak info yang bisa didapat dari pesawat ini.. Menurut Buku Sejarah Angkatan Udara Indonesia Jilib 3, pesawat ini digunakan sebagai pesawat Very Important Person (VIP).. Dari foto dan miniatur yang terpajang di Museum Dirgantara, pesawat ini berwarna paduan antara putih dan abu-abu dengan garis biru yang memanjang dari depan ke ekor pesawat.. Untuk usia pemakaian pesawat ini masih belum diketahui begitupun skadron mana yang mengoperasikan pesawat ini.. Sayangnya pesawat ini sudah lenyap dan tidak diketahui keberadaanya saat ini.. Semoga saja suatu saat nanti bisa dibikin replika pesawatnya agar anak cucu bisa melihat salah satu pesawat buatan Indonesia yang dulu pernah dibuat oleh Pak Nurtanio..

photo 1

photo2

photo3
.
.Sumber foto :
Pertama : Museum Dirgantara Mandala/Dispen AU
Kedua : Majalah Angkasa
Ketiga : miniatur Nefo Flight di Museum Dirgantara Mandala