Senin, 27 Mei 2019

Selasa, 21 Mei 2019

GANDIWA








Gandiwa nantinya dilengkapi dua engine dengan empat bilah blade komposit dan dilengkapi wing pylon untuk men-support persenjataan yang dibawa. Basis platform Gandiwa mencomot dari struktur NBell 412, termasuk main rotor, tail rotor, engine dan gearbox tidak mengalami perubahan besar dari basis NBell 412 yang dilengkapi dua mesin Pratt & Whitney PT6T-3D Twin Pac. Namun avionik dan sistem diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan utama helikopter serang. Untuk memudahkan pilot dalam menjalankan misinya digunakan glass cockpit avionic system. Penambahan sistem senjata dan firing control juga menjadi hal utama dalam pengembangan helikopter ini.

Penampakan Gandiwa, Helikopter Tempur Nasional

Gandiwa, Helikopter Tempur Nasional
Dengan modal penguasaan platform dasar pembuatan helikopter, PT DI bekerjasama dengan Dislitbang TNI AD merumuskan sosok helikopter tempur (gunship) rancangan sendiri. Tapi perlu dicatat, helikopter yang diberi label Gandiwa masih dalam tataran konsep, paling banter ya baru dalam tahap Proof of Concept (PoC), berbeda dengan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau drone Wulung untuk kebutuhan TNI AU yang prototipe-nya terbilang sudah sukses mengudara. Gandiwa adalah panah sakti milik Arjuna yang dilengkapi tabung berisi panah tak hingga jumlahnya.



Dalam konsepnya, heli tempur Gandiwa dirancang memiliki kemampuan menyergap target darat, seperti infanteri dan kendaraan lapis baja dan mampu membawa rudal udara ke udara untuk pertahanan diri. Selain memberikan dukungan udara bagi pasukan darat, Gandiwa merupakan anti-tank, untuk menghancurkan kendaraan lapis baja lawan. Singkat kata, peran Gandiwa tak ubahnya AH-64 Apache.
Gandiwa nantinya dilengkapi dua engine dengan empat bilah blade komposit dan dilengkapi wing pylon untuk men-support persenjataan yang dibawa. Basis platform Gandiwa mencomot dari struktur NBell 412, termasuk main rotor, tail rotor, engine dan gearbox tidak mengalami perubahan besar dari basis NBell 412 yang dilengkapi dua mesin Pratt & Whitney PT6T-3D Twin Pac. Namun avionik dan sistem diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan utama helikopter serang. Untuk memudahkan pilot dalam menjalankan misinya digunakan glass cockpit avionic system. Penambahan sistem senjata dan firing control juga menjadi hal utama dalam pengembangan helikopter ini.
Berat dan distribusi berat tidak berubah banyak dari basis NBell 412. Namun penumpang dan payload yang biasa dibawa, diganti menjadi senjata dan amunisi. Senjata yang digunakan pada helikopter tempur ini dapat mencakup auto kanon machine-guns, roket, dan peluru kendali seperti Hellfire. Konfigurasi Gandiwa juga tandem seat, khas helikopter tempur. Posisi pilot ada di bagian belakang, dan gunner ada di kokpit bagian depan.
Mengenai kiblat Gandiwa dengan platform NBell 412, boleh jadi karena kedekatan PT DI dengan pihak Bell Helicopter Textron. Sehingga akan lebih mudah dalam urusan negosiasi, ijin, lisensi dan kaitan lain seperti ToT. Untuk kilbat avionik dan sistem senjata, tak pelak Gandiwa mengusung standar teknologi NATO yang memang sudah akrab di kalangan industri strategis Dalam Negeri. Bila melihat dari sisi desain, nampak bahwa Gandiwa merupakan hasil konsep ‘gado-gado’ antara AH-64 Apache dan AH-1 Cobra. Sentuhan Apache terlihat dari adopsi chain gun laras tunggal M230 kaliber 30 mm, berikut pada konfigurasi roda. Sementara sentuhan AH-1 Cobra terlihat pada rancangan bentuk kokpit, konfigurasi mesin, dan posisi hardpoint untuk senjata. Sebagai informasi, AH-1 Cobra satu induk produksi dengan NBell 412, yakni buatan Bell Textron di AS
Lalu dengan segala paparan diatas, muncul pertanyaan, apakah Gandiwa nantinya akan benar-benar dikembangkan oleh pihak PT DI? Jawabannya belum bisa dipastikan, namun, beberapa kalangan menyangsikan pengembangan Gandiwa lebih lanjut, termasuk ke tahap pembuatan prototipe yang di nilai bakal menguras dana dalam jumlah besar. Tapi masa depan sulit untuk ditebak, arah kebijakan, strategi, dan pengembangan alutista bisa saja bergeser seiring dengan visi dan misi pemerintahan baru di Indonesia. (Rajab)
Spesifikasi Gandiwa
  • Awak : 2 (pilot, and co-pilot/gunner)
  • Panjang : 17,1 meter
  • Diameter rotor : 14 meter
  • Berat kosong : 3.079 kg
  • Berat maksimum take off : 5.397 kg
  • Mesin : 2 × Pratt & Withney Canada. PT6T-3BE Twin Pac Turboshafts, 900 shp (671 kw) each
  • Kecepatan maksimum : 259 km per jam
  • Kecepatan jelajah : 226 km per jam
  • Jangkauan terbang : 745 km
  • Tinggi terbang maks : 6.096 meter
  • Kecepatan menanjak : 6,86 meter per detik
  • Persenjataan : M230 Chain Gun with 1,200 rounds
  • Hardpoints : Four pylon stations on the stub wings.


bahan untuk merakit mokit paling mirip adalah  Bell AH-1 Cobra











Senin, 13 Mei 2019

PROSES PERAKITAN

Proses perakitan sebuah modelkit plastik menurut saya ya ikuti aja sesuai lembar perakitan yang sudah ada disetiap kotak mokit, kegiatannya adalah ;
  1. Mencopot bagian bagian mokit dari sprue dari pabrik, ini juga tidak bisa di standarkan harus yang mana dahulu. Kalau saya sih duluan sayap utama, sayap ekor dan badan pesawat dulu, diamplas dan dilakukan fitting. Ada juga yang dilepaskan semua dahulu berkeping-keping kemudian diamplas serta dilakukan fitting,
  2. Setelah dilepas dan dihaluskan biasanya ada yang sudah bisa dilakukan 
    • pendempulan,
    • riveting
    • shading
    • pengecatan

  3. Merekatkan bagian-bagian yang sudah kita amplas sesuai dengan urutan pada lembar perakitan biasanya sih ngerjain cockpit dulu, trus skaligus ngecatnya...karena bagian ini akan langsung ketutup canopi dan badan pesawat.
  4. Kalo untuk pesawat angkut ya hampir sama cockpit dan interior cabin, sampai ke ruang cargo, skaligus rampdoor jika ada
  5. Kalo pesawat bermesin baling-baling, biasa juga dikejakan perekatannya bebarengan dengan cockpit sekaligus pengecatannya, karena bagian ini akan langsung direkat dengan sayap pesawat yang skaligus dengan badan pesawat
  6. Pada proses perekatan ini skaligus sudah bermain pendempulan untu bagian2 yang terlihat tidak rapat seperti antara pangkal sayap dengan badan pesawat, sekaligus proses pengamplasannya agar saat dilakukan pengecatan telah mulus halus
  7. Setelah di rekat dan sebagian daleman dicat, maka proses selanjutnya adalah pengecatan badan pesawat; Biasanya diberi cat dasar dulu