Senin, 08 Desember 2014

EUROFIGHTER TYPHOON


















Beberapa pabrikan mokit :






London – Produsen pesawat tempur asal Inggris, Eurofighter, tengah mengkaji kemungkinan perakitan varian jet Typhoon di Indonesia. Empat negara yang tergabung dalam konsorsium Eurofighter dikabarkan mendukung rencana yang akan dibicarakan dalam pameran Pertahanan Indo Defence 2014. Kepala Eksekutif Eurofighter Alberto Gutierrez mengatakan konsorsiumnya sudah siap bekerja sama dengan industri penerbangan Indonesia mengenai pengembangan kemampuan Typhoon. Dalam waktu dekat, perusahaan itu akan melakukan pembicaraan terkait dengan hal apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan Thypoon.
Sebelumnya, Alberto mengaku sudah beberapa kali berdialog mengenai rencana ini dengan Kementerian Pertahanan. “Tapi sekarang terlalu dini untuk didetailkan,” kata dia seperti dikutip dari Defencenews, Selasa, 4 November 2014. Perakitan akhir jet Typhoon oleh industri penerbangan Indonesia merupakan salah satu perjanjian panjang antara kedua belah pihak. Pada Januari 2014, Indonesia mengirimkan surat kepada Eurofighter, Saab Swedia, Boeing F/A-18, Lockheed Martin F16, Dassault Rafale, dan produsen Sukhoi untuk meminta mereka memberikan informasi mengenai produk jet tempur. Hal ini berkaitan dengan rencana Indonesia untuk menganti pesawat tempur F-5 secara bertahap. Berbekal dana US$ 1 miliar, Indonesia akan mendatangkan 16 pesawat tempur secara bertahap. Karena itu, Indonesia membutuhkan kontraktor pertahanan sebagai mitra perusahaan lokal yang akan turut merakit pesawat-pesawat tersebut. Permintaan ini direspons oleh Eurofighter, namun perusahaan ini menunggu sikap pemerintahan baru.(tempo.co.id)



Eurofighter menawarkan proposal penjualan jet tempur Typhoon kepada militer Indonesia. Typhoon akan membidik program pergantian jet F-5 milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) yang telah uzur.
Di dalam proposal kepada Kementerian Pertahanan RI, Eurofighter memberikan penawaran menarik, salah satunya menggratiskan biaya perawatan sampai 30 tahun pasca pengoperasian.
Tawaran yang menarik ini bukan tanpa dasar. Eurofighter harus bersaing ketat dengan produsen pesawat tempur dunia lainnya agar bisa memikat hati militer Indonesia.

"Kalau ada budget, yang pertama menawarkan 10 pesawat, yang lainnya tawarkan 6 pesawat. Pasti pilih yang 10 pesawat. Tapi kalau yang 10 pesawat itu dalam 5 atau 10 tahun harus ada yang diganti komponennya bagaimana? Kita menawarkan whole cycle cost (biaya siklus seluruhnya), dalam 30 tahun," kata Head of Industrial Offset Eurofighter, Martin Elbourne kala berbincang di Hotel Grand Hyatt, Kamis (6/8/2015).
Tawaran lain yang diberikan ialah program alih teknologi atau Transfer of Technology (ToT). Eurofighter bersedia memberikan alih teknologi kepada perusahaan pesawat Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (Persero). Ketika mencapai kesepakatan dengan militer Indonesia, Typhoon akan dirakit pada fasilitas PTDI di Bandung Jawa Barat.
"Ini adalah tawaran menarik dan bisa membuat industri pesawat di Indonesia naik ke level yang lebih tinggi," jelasnya.


mokit berikut adalah rakitan yg sdh sy buat bbrp th yg lalu, merk airfix skala 1/72, dicat dg menggunakan kuas dan belum diberi decal TNI-AU



rencananya akan direpainting dengan marking TNI-AU

 




  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar