ILYUSHIN IL-76 MD
Setelah mengincar pesawat amfibi Rusia Beriev
Be-200 untuk memperkaya alutsista (alat utama sistem senjata), kini giliran
pesawat angkut militer terbaru Rusia Ilyushin Il-76MD-90A yang dilirik
Indonesia. Hal tersebut diungkapkan langsung Wakil Direktur Umum
Rosoboroneksport Sergey Goreslavskii, seperti yang dilansir TASS, Selasa (27/9).
“Indonesia tertarik untuk memperbarui armadanya dengan pesawat angkut
militer,” tutur Goreslavskii pada saat mempresentasikan buku yang berjudul
“Rusia-Indonesia: Tonggak Kerja Sama” di Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dalam kesempatan itu, Goreslavskii menjelaskan mengenai ketertarikan
Indonesia pada pesawat Il-76MD-90A terbaru dan pesawat amfibi Be-200 Rusia.
Goreslavskii mengutarakan, bahwa Rusia pun berharap ketertarikan pihak
Indonesia terhadap pesawat-pesawat buatan Rusia tetap terjaga.
“Diskusi terkait pesawat tersebut pertama kali berlangsung dengan delegasi
dari Kementerian Pertahanan Indonesia pada acara “Gidroaviasalon” yang
sebelumnya diadakan di Gelendzhik, Rusia. Diharapkan di masa depan konsultasi
dengan para ahli Rusia akan terus berlanjut dan perwakilan dari pihak Indonesia
dapat mengunjungi pabrik pembuatan pesawat,” ungkap Wakil Kepala
Rosoboroneksport.
Biro desain Ilyuhsin Aviation Complex yang kini tergabung dalam UAC (United
Aircraft Corporation) sendiri mendesain Il-76 dengan fokus pada sistem avionik
glass cockpit yang lebih modern, desain sayap yang sepenuhnya baru dan lebih
ringan, serta yang terpenting, mesin baru Perm PS-90A-76 yang jauh lebih
efisien, mampu menghemat 13-17% bahan bakar. Sistem glass cockpit pada
Il-76/MD-90A menggunakan tipe KSEIS-KN-76 yang memanfaatkan delapan layar LCD
berwarna, menghilangkan panel indikator konvensional. Sistem navigasi juga
diganti baru dengan Kupol-III-76M(A) yang kompatibel dengan satelit GLONASS,
dan sudah sesuai dengan standar ICAO Kategori II.
Sistem pendaratan pada Il-76/MD-90A juga diperkuat, sehingga MTOW (Maximum
Take Off and Weight) pada pesawat baru ini naik menjadi 210 ton, sementara
kapasitas angkut beban maksimalnya menjadi 60 ton. Jarak tempuh pun naik
menjadi 5.000km, dengan asumsi kargo seberat 52 ton di dalam perut pesawat.
Semua peningkatan tersebut justru ditebus dengan panjang landasan yang lebih
pendek untuk take off, dari yang tadinya 1.750 meter turun menjadi 1.600 meter.
Dengan peningkatan performa yang drastis ini, Il-76/MD-90A memiliki kans di
pasar pesawat angkut medium/ berat dimana AU Rusia membeli 38-40 pesawat baru
dan mengupgrade 119 lainnya ke standar Il-76/MD-90A. Media Rusia Sputniknews
yang mewawancara Direktur Pelaksana JSC Aviastar-SP Andrey Kapustin menyatakan
bahwa ada sejumlah Negara Asia Tenggara yang menyatakan minat atau ingin lebih
tahu lebih jauh mengenai Il-476. Apakah Indonesia salah satu di antaranya? Kita
tunggu saja.
sumber :
Ilyushin IL-76MD-90A (IL-476), Pesawat Angkut Taktis Militer dari Rusia Jum'at, 18-08-2017
https://www.facebook.com/search/str/ilyushin+il-14+indonesia/keywords_search
TSM-Dalam kelas pesawat angkut militer, tiada yang meragukan dominasi
C-130J Hercules untuk pesawat angkut taktis (dalam terminologi TNI AU,
Hercules masuk angkut berat). Airbus Industries yang datang dengan A400M
saja gagal menggoyang sang Putra Dewa dan Lockheed Martin mulus saja
meluncur ke angkatan udara pengguna di seluruh dunia.
Di sisi
lain, Blok Timur punya gacoan pesawat angkut dalam bentuk IL-76 Candid.
Kemampuan gotong bebannya bahkan melebihi Hercules, namun selama empat
dekade selalu dibayangi oleh mesin dan avionik yang tidak efisien
sehingga jarak tempuhnya pendek. Karena kemudian Negeri Beruang Merah
runtuh, maka tidak ada dana untuk membiayai modernisasi IL-76.
Seiring dengan naiknya harga minyak dan gas alam pada tahun 2000,
Pemerintah Rusia punya dana untuk modernisasi. Mereka pun memerintahkan
untuk memproduksi dan memperbarui IL-76 yang merupakan tulang punggung
angkut taktis AU Rusia, yang programnya dimulai pada Desember 2006.
Permintaan ini segera dikerjakan oleh pabrikan Aviastar selaku pabrikan
pembuatnya. Dua prototipe yang dimodifikasi dari Il-76 lama dapat
diselesaikan pada musim semi 2011. Penyelesaian ini diikuti sejumlah tes
statik, sebelum akhirnya masuk pada uji dinamis.
Uji dinamis
dengan penerbangan langsung ditandai dengan penerbangan perdana pada
Maret 2013 di pangkalan udara Zhukovsky. Tercatat berbagai uji
instrumentasi dilakukan dan berhasil membukukan 38 sorti penerbangan.
Pemerintah Rusia juga berpesan untuk menambah alat komunikasi modern dan
sistem pertahanan untuk mengecoh rudal.
Ada tiga titik fokus
pembaruan pada IL-76 modernisasi yang disebut IL-76 MD-90 dan kemudian
akhirnya mendapat nama final IL-476. Tiga titik fokus tersebut adalah
pembaruan sistem avionik modern untuk meringankan kerja kokpit,
perkuatan struktur agar kapasitas beban yang dapat diangkut meningkat,
dan mesin baru agar IL-476 bisa terbang lebih jauh.
Pembaruan
sistem avionik dilakukan dengan membenamkan glass cockpit atau kokpit
digital untuk IL-476. Tipe yang dipakai adalah sistem KSEIS-KN-76 yang
memanfaatkan delapan layar multi fungsi berwarna, menghilangkan model
meteran yang banyak jumlahnya. Tampilan lebih minimalis tapi kinerja
jelas lebih maksimal.
Sistem navigasi juga menerima pembaruan
dengan instalasi Kupol-III-76M(A) yang kompatibel dengan sistem navigasi
berbasis satelit GLONASS, sistem navigasi inersial, dan sudah sesuai
dengan standar ICAO Kategori II. Sistem pilot otomatisnya menggunakan
ACS-76.
IL-476 pun menerima mesin baru, Perm PS-90A-76 turbofan
dengan daya dorong 14.500 pon sebuahnya. Mesin ini sangat efisien untuk
hitungan Blok Timur, dan mampu mengantarkan Il-476 untuk terbang 18%
lebih jauh sembari menenggak bahan bakar 12% lebih sedikit. Untuk
memampukan IL-476 untuk beroperasi tanpa dukungan di pangkalan
terpencil, sistem APU TA-12A dipasang di IL-476 sehingga mesin bisa
distart sendiri.
IL-476 juga menerima sayap baru yang menggunakan
material titanium pada banyak bagian permukaan sehingga lebih ringan.
Sayap baru ini berkontribusi pada kemampuan IL-476 untuk terbang sejauh
5.000km dengan kargo seberat 52 ton di dalam perutnya. Sayap baru ini
juga memotong jarak pendaratan, dimana IL-476 hanya butuh 1.600 meter
landasan untuk mendarat.
Harus diakui, IL-476 adalah pesawat yang
menarik untuk dipertimbangkan. Kapasitas angkutnya 300% lebih tinggi
dibandingkan C-130J Super Hercules, sementara harganya sama antara kedua
jenis pesawat yang berbeda dapur pacu ini. Dengan kebutuhan TNI di masa
mendatang yang akan terus meningkat, seperti misalnya kehadiran tank
medium, Hercules bisa jadi sudah tidak lagi cukup mampu untuk menghadapi
tuntutan tugas TNI ke depannya. (Aryo Nugroho)
Admin : HR/https://c.uctalks.ucweb.com/personal/index/
Beberapa pabrikan mokit
trumpetter 1-144
beberapa rakitan mokit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar