by SamsUdin Putranto Hanafi
by lembaga kajian pertahanan utk NKRI
by SamsUdin Putranto Hanafi
'
Alex Sidharta
Intip dari Dekat Lockheed L-100 30 Hercules Skadron Udara 31 TNI AU
A-1334 from Aussi
peresmian 24 April 2018
by angkasa aviapedia
Lockheed C-130 Hercules TNI AU Walkaround Video, DJI Osmo Pocket
by angkasa aviapedia
C-130 HERCULES TNI AU taxing in Abdurrahman Saleh AFB
Bandara Bahodopi Morowali - Landing Hercules Aircraft TNI AU
MANTAP!!! LOCKHEED MARTIN RILIS FOTO PERTAMA
C-130J-30 SUPER HERCULES TNI AU
Lockheed C-130 Hercules
C-130 merupakan pesawat yang juga dimiliki Angkatan Udara kita..
Nah, Perlu kawans ketahui nih, C-130 merupakan pesawat terbang serbaguna dengan 4 mesin turboprop yang mampu digunakan dimanapun dan kapanpun untuk misi-misi penting. Pesawat ini lebih sering digunakan untuk keperluan militer di lebih dari 69 negara selama 65 tahun.
.
Sejak terbang perdana pada 23 Agustus 1954, C -130 sudah memiliki banyak varian yang digunakan untuk beragam operasi. Bahkan, tahukah kawans kalau C-130 juga memiliki versi yang biasa disebut 'Tank Terbang'. Varian khusus ini digunakan untuk memburu target-target terpilih dari atas langit tanpa diketahui musuh. Makanya, ia juga kerap disebut sebagai "The Silent Killer".
.
Di Indonesia sendiri, C-130 digunakan di 2 Skadron, yaitu Skadron 31 dengan julukan Rajawali yang bermarkas di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta dan Skadron 32 dengan julukan Herky yang bermarkas di Lanud Abdulrahman Saleh Malang. Kedua Skadron ini resmi mengoperasikan pesawat Angkut berat C-130 sejak era '60-an. Indonesia merupakan pengguna C-130 pertama di luar negara pembuatnya loh. Tidak tanggung-tanggung, 10 C-130B termasuk didalamnya versi KC130B yang mampu melakukan air-refuelling menjadi tulang punggung Skadron 31 & 32 sejak tahun '60-an. Eits, selain itu Skadron Udara 17 juga mengoperasikan C-130 loh sebagai pesawat angkut VIP.
.
C-130 memang pesawat yang dapat diandalkan baik dari jarak sampai kemampuan angkutnya. Bertenaga 4 mesin Allison T-56A Turboprop dengan landing gear yang mampu digunakan di landasan kasar, pesawat ini tergolong 'pekerja keras' di kelasnya.
.
Nah, sudah cukup kenalan dengan si "Flying Truck"? Coba share pengalaman kawans dengan pesawat C-130 ini di komentar.Photo: @surwisono
https://www.facebook.com/avia.pedia/photos/a.513189358726751/2250379048341098/?type=3&theater
Sepanjang berdirinya dan hadirnya Indonesia sebagai sebuah entitas
negara bangsa, negara ini membutuhkan pesawat angkut yang tangguh untuk
mendukung pergerakan dan latihan militernya serta untuk keperluan taktis
lainnya. Dari rekam jejak yang ada, Indonesia pertama kali menerima
pesawat Hercules buatan Lockheed Martin ini pada akhir tahun 1959.
Saat itu, sebanyak 10 pesawat C-130B yang didatangkan pemerintah
Amerika Serikat (AS)ke Indonesia untuk ditukar guling dengan Allen
Lawrence Pope, seorang penerbang bayaran CIA (Central Intelligence Agency)
yang berhasil ditawan oleh tentara Indonesia. Pasalnya Allen Pope
terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958.
Dengan diterimanya 10 pesawat kargo militer asal AS itu, Angkatan
Udara Republik Indonesia (sekarang TNI AU) menjadi negara pertama
penguna pesawat ini di luar AS. Kesepuluh pesawat C130B (termasuk dua
varian tanker KC 130B dengan kapabilitas air refuelling) itu
menjadi embrio lahirnya Skadron Udara 31/Halim dan Skadron 32/Abdurahman
Saleh TNI AU. Meskipun demikian, Angkatan Udara Australia (RAAF) telah
lebih dulu menggunakan Hercules, namun berbeda tipe, yakni C-130 A pada
tahun 1959.
Pada tahun 1975, Indonesia mendapat tambahan 3 pesawat yang sama
dengan seri yang berbeda, yakni C-130E dari Amerika Serikat yang
digunakan dalam operasi udara selama perang Vietnam.
Pada tahun 1980-an, di bawah program untuk meningkatkan kemampuan
AURI, Hercules AURI kembali ditambah dengan unit dari generasi terbaru
sebanyak 12 unit pesawat. Keduabelas pesawat tersebut terdiri dari C-130
H (standart), C-130 H-30 (Stretch), L-100-30 Super Hercules (untuk keperluan sipil), dan C-130 H/MP (Maritime Patrol).
Pada tahun 1995, Angkata Udara kembali mendapat tambahan 5 unit
pesawat C-130 versi L-100 Super Hercules, hibah dari Pelita Air Servis
dan Merpati Nusantara.
Terakhir, pada tahun 2013 pemerintahan RI membeli lima pesawat Hercules C130H bekas dari Militer Australia. Sebagai tambahan pemerintah Australia menghibahkan empat pesawat yang sama untuk TNI AU. Keempat pesawat hibah telah beroperasi terlebih dahulu, namun sejauh ini, baru dua unit pesawat yang telah diterima oleh Indonesia dari pembelian itu.
http://angkasa.co.id/sejarah/ini-rekam-jejak-pesawat-hercules-yang-dimiliki-indonesia/
Pesawat C-130 H dari Australia
http://www.adastron.com/lockheed/hercules/c-130h.htm
On 2 July 2012, Australia and Indonesia signed a memorandum of understanding on the transfer of four C-130H aircraft to Indonesia. It has been reported that the aircraft involved are A97-001, 003, 010 and 012.
1. NOV13 First C-130H to be delivered to Indonesia.To TNI-AU as A-1330. RAF (A97-006)
2. 02JUN14 Departed
Australia. The second C-130H to be delivered to Indonesia.To
TNI-AU as A-1331.(A97-009)
3, 10OCT14 Test flown at Richmond unpainted.To TNI-AU as A-1332. (A97-003)
4. 24AUG17 Departed Darwin on delivery to the TNI-AU as A-1333 (A97-001)
5. 08FEB16 Departed Darwin on delivery to TNI-AU as A-1334.(A97-005)
6. 09SEP16 Noted at Richmond in TNI-AU markings as A-1335 (A97-004)
7. 27JUL17 Departed Darwin on delivery to the TNI-AU as A-1336.(A97-007)
8. A97-008 For the TNI-AU?
http://www.adf-serials.com.au/2a97.htm
Pesawat C-130 H dari Australia
http://www.adastron.com/lockheed/hercules/c-130h.htm
On 2 July 2012, Australia and Indonesia signed a memorandum of understanding on the transfer of four C-130H aircraft to Indonesia. It has been reported that the aircraft involved are A97-001, 003, 010 and 012.
1. NOV13 First C-130H to be delivered to Indonesia.To TNI-AU as A-1330. RAF (A97-006)
3, 10OCT14 Test flown at Richmond unpainted.To TNI-AU as A-1332. (A97-003)
4. 24AUG17 Departed Darwin on delivery to the TNI-AU as A-1333 (A97-001)
5. 08FEB16 Departed Darwin on delivery to TNI-AU as A-1334.(A97-005)
6. 09SEP16 Noted at Richmond in TNI-AU markings as A-1335 (A97-004)
7. 27JUL17 Departed Darwin on delivery to the TNI-AU as A-1336.(A97-007)
8. A97-008 For the TNI-AU?
Fakta saat itu, kedua skuadron udara itu (31 dan 32) berpangkalan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Skuadron Udara 32 sempat dinonaktifkan sejalan penonaktifan Antonov An-12 pada 11 Mei 1965; kemudian diaktifkan lagi pada 11 Juli 1981, yang keseluruhannya berisikan C-130B.
Saat itu, pembagian kekuatan udara di antara kedua skuadron udara adalah enam C-130HS (nomor registrasi A-1317, A-1318, A-1319, A-1320, dan A-1324 plus C-130H/A-1323) untuk Skuadron Udara 31.
Skuadron Udara 32 mendapat dua C-130B (A-1301-A-1313), dua C-130H (A-1315 dan A-1316), dan dua C-130KC (tanker udara, A-1309 dan A-1310).
Sebetulnya, masih ada beberapa varian C-130 Hercules yang dioperasikan TNI AU (kemudian), yaitu satu versi sipil C-130 Hercules, L-100-30, yang lalu dikonversi ke militer (A-1314) dan C-130HS (A-1341) yang didedikasikan pada Skuadron Udara 17 VIP.
A-1314 dan A-1341 dinomori di luar kelaziman, karena jika dijumlah, baik angka 1314 dan 1341 akan menghasilkan angka 9; ini sesuai pemberian langsung dari Menhankam/Panglima ABRI (saat itu), Jenderal TNI M Yusuf.
Fakta menunjukkan, Skuadron Udara 17 VIP merupakan satu-satunya skuadron udara militer di dunia yang mengoperasikan C-130 dan variannya sebagai pesawat terbang VIP kenegaraan resmi.
Skuadron Udara 5 pernah mendapat satu C-130MPH bernomor registrasi A-1322 sebagai pesawat intai maritim yang dijejali sensor elektronika penjejak.
Fakta berikutnya adalah tambahan 12 unit C-130H series yang dibeli pada dasawarsa '80-an, yaitu tiga C-130H (A-1315, A-1316, dan A-1323), satu unit C-130MPH (A-1322), tujuh unit C-130HS (A-1317, A-1318, A-1319, A-1320, A-1321, A-1324, dan A-1341), satu unit L-100-30 (A-1314).
Fakta lain, penambahan pesawat terbang transport berat ini terjadi pada 1995, yaitu dua L-100-30 hibah dari PT Merpati Nusantara Airlines (A-1325 dan A-1326) dan tiga unit L-100-30 dari PT Pelita Air Service (A-1327, A-1328, dan A-1329).
Sampai saat ini, TNI AU mengoperasikan hingga 28 unit C-130 Hercules dari berbagai varian, terbanyak di belahan selatan dunia.
Jika hibah sembilan unit C-130H Hercules dari Australia telah tiba semuanya, maka akan semakin banyak lagi "koleksi" C-130 Hercules kita, terdaftar hingga 37 unit.(yn/ant)
http://www.teropongsenayan.com/13394-ini-sejarah-indonesia-miliki-pesawat-hercules-c-130
Skadron Udara 32 sebagai ‘rumah’
dari pesawat angkut berat C-130 Hercules TNI AU, kini kekuatannya telah genap
dengan 16 unit setelah pada hari Senin lalu (7/11/2016) tiba satu unit C-130H
Hercules A-1335 yang berasal dari hibah AU Australia/RAAF (Royal Australian Air
Force). Pesawat Hercules A-1335 ini telah datang di Indonesia sekitar dua
minggu yang lalu, dan terlebih dahulu di tempatkan di Lanud Halim Perdanakusuma
Jakarta, hingga hari Senin kemarin tiba di markas Skadron Udara 32 Lanud Abdul
Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Seperti dikutip dari situs tni-au.mil.id (8/11/2016), tujuh
bulan sebelumnya telah hadir pesawat Hercules A-1334 yang juga berasal dari
paket hibah Australia. Seperti diketahui Indonesia membeli lima pesawat
Hercules bekas pakai AU Australia, sedangkan empat pesawat Hercules lainnya
berstatus hibah.
Bertempat di lapangan apel
Skadron Udara 32, dilakukan apel tradisi kedatangan pesawat Hercules C-130
dengan registrasi A-1335 yang dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Abd Saleh
Marsma TNI H. RM. Djoko Senoputro, S.E., M.M. Acara tradisi ini ditandai dengan
penyiraman air bunga oleh Danlanud Abd ke moncong pesawat Hercules A-1335
diikuti oleh Komandan Wing 2 Lanud Abd sebagai tanda bahwa pesawat tersebut resmi
memperkuat jajaran Skadon Udara 32 Wing 2 Lanud Abd Saleh dan penyiraman bagi
kedua orang penerbang yang membawa pesawat tersebut. Danlanud Abd juga membuka
penutup badge Skadron Udara 32 yang berada di sebelah kiri pesawat. (Bayu Pamungkas)
https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-as-tukar-pilot-cia-dengan-pesawat-hercules-tni-au.html
https://www.kompasiana.com/intan.rahmadewi/inilah-hercules-hercules-milik-indonesia-dan-yang-mendapat-musibah_5593b8a3ce7e61c408a94d89
Ciri-ciri umum
- Kru: 5: (dua pilot, navigator, mekanik penerbangan, dan ahli muatan (loadmaster))
- Kapasitas:
- 92 penumpang atau
- 64 pasukan terjun payung 'atau
- 74 alat pengangkut pasien (litter patients) dengan 2 tenaga kesehatan atau
- 6 pallets or
- 2–3 High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle (HMMWV) or
- 1 M113 pengangkut personel lapis baja (armored personnel carrier)
- Daya muat: 45,000 lb (20,000 kg)
- Panjang: 97 ft 9 in (29.8 m)
- Rentang sayap: 132 ft 7 in (40.4 m)
- Tinggi: 38 ft 3 in (11.6 m)
- Luas sayap: 1,745 ft² (162.1 m²)
- Berat kosong: 75,800 lb (34,400 kg)
- Berat berguna: 72,000 lb (33,000 kg)
- Berat maksimum saat lepas landas: 155,000 lb (70,300 kg)
- Mesin: 4 × Allison T56-A-15 turboprops, 4,590 shp (3,430 kW) masing-masing
- Laju maksimum: 320 knot (366 mph, 592 km/h) pada 20,000 ft (6,060 m)
- Laju jelajah: 292 kn (336 mph, 540 km/h)
- Jangkauan: 2,050 nmi (2,360 mi, 3,800 km)
- Langit-langit batas: 23,000 ft (7,000 m)
- Laju tanjak: 1,830 ft/min (9.3 m/s)
- Takeoff distance: 3,586 ft (1,093 m) at 155,000 lb (70,300 kg) max gross weight;[5] 1,400 ft (427 m) at 80,000 lb (36,300 kg) gross weight[6]
https://id.wikipedia.org/wiki/C-130_Hercules
Beberapa kali pesawat itu mengalami kecelakaan di Indonesia. Berikut rangkumannya:
20 November 1985
Hercules C-130-MP milik TNI AU jatuh setelah menabrak dinding pegunungan Sibayak. menewaskan 10 awak pesawat.
5 Oktober 1991
Pesawat Hercules C-130 jatuh di Condet, Jakarta Timur. 135 orang menjadi korban dari kecelakaan ini. Korban terdiri dari 12 orang awak dan 121 lainnya adalah anggota Paskhas AU, serta dua satpam Balai Latihan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
20 Desember 2001
Jatuh sekitar pukul 09.45 WIB di Bandara Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh Utara. Pesawat ini mengangkut penumpang dan amunisi terjatuh karena kegagalan pendaratan sehingga mengalami total loss. Mengangkut 90 penumpang, diantaranya 70 perwira TNI, 27 perwira Kostrad, dan delapan perwira Kopassus.
11 Mei 2009
Hercules C-130 milik TNI AU terjatuh di Bandara Wamena, Papua. Penyebabnya adalah pesawat ini mengalami copot ban saat mendarat. Roda pesawat yang copot menghantam satu warga.
20 Mei 2009
Pesawat Hercules C-130 jenis Long Body terjatuh di Desa Geplak, Karas, Magetan Jawa Timur. Saat jatuh pesawat pesawat dengan nomor registrasi A1325 mengangkut 120 orang. Jatuh sekitar pukul 06.25 WIB. Kecelakaan menelan cukup banyak korban, 101 orang tewas dan 11 luka. Menimpa dua rumah warga lalu terbakar dan menyusup di pohon bambu. Sebelum jatuh terdengar dua suara ledakan.
30 Juni 2015
Hercules C-130 milik TNI AU terjatuh di Jalan Jamin Ginting Kota Medan Sumatera Utara sekitar pukul 12.14 WIB. Pesawat ini jatuh tak lama setelah lepas landas dari Lanud Soewondo (eks. Bandara Polonia). [air]
http://m.beritajatim.com/peristiwa/241969/sejarah_kecelakaan_pesawat_hercules_c-130_di_indonesia?.htm
Sunday 18 December 2016
A Lockheed C-130H Hercules was destroyed when it impacted mountainous terrain near Wamena, Papua, Indonesia Registration: A-1334
Indonesia now has 25 C-130s, of which 22 are listed as in service and
three in storage. The average age of the country’s C-130s is 42 years.
https://www.flightglobal.com/news/articles/indonesia-loses-fifth-c-130-since-2000-432533/
Monumen C-130 B saat masih berada di Lanud Sulaiman, Bandung ( A-1301)
kondisi setelah di repaint
Pada bulan September 2017 dipindahkan ke Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta
Museum Pusat TNI Angkatan Udara
Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta dalam waktu dekat akan mendapat
tambahan koleksi berupa pesawat yang pernah dipergunakan oleh TNI Angkatan
Udara, yakni C-130 B Hercules A-1301.
Fuselage (badan pesawat) dari pesawat C-130
Hercules A-1301, Senin, 25/9/2017 berada di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat,
diangkut menggunakan heavy truck trailer dengan rute : Bandung – Rancaekek –
Nagrek – Limbangan – Ciawi – Tasikmalaya – Banjar – Wangon – Gombong – Kebumen
– Kutoarjo – Purworejo – Yogyakarta, menuju Museum Pusat TNI Angkatan Udara
Dirgantara Mandala, Yogyakarta.
Beberapa bagian dari
pesawat C-130 Hercules A-1301 telah terlebih dahulu tiba di Muspusdirla.
Berangkat dari Bandung pada Jumat malam, 22/9/2017 pukul 23.00 Wib, fuselage
C-130 Hercules A-1301 ini diperkirakan tiba di Muspusdirla, Yogyakarta, pada
Kamis, 28/9/2017.
Kepala Museum Pusat
Dirgantara Mandala (Kamuspudirla) TNI Angkatan Udara, Letkol Sus Drs. Dede
Nasrudin, dalam arahan kepada anggota Muspusdirla, meminta dipersiapkan segala
sesuatu untuk membantu kelancaraan unloading C-130 Hercules A-1301, bila sudah
sampai di Muspusdirla dan selalu memantau perjalanan fuselage C-130 Hercules
A-1301 TNI AU. (Dispen TNI AU).
https://jakartagreater.com/fuselage-c-130-hercules-tni-au-diangkut-ke-yogyakarta/
by tni-au.mil.id
by TNI Angkatan Udara
by FB TNI Angkatan Udara
by TNI Angakatan Udara
by IGusti Ngurah Arya Wirawan
by solotrust com
saat-saat peresmian tgl 24 April 2018
by newsdetik com
By FB TNI Angkatan Udara
Meski bukan sekutu Amerika Serikat, Indonesia punya pamor tersendiri
sebagai negara pengguna pesawat angkut berat Lockheed C-130 Hercules.
Pasalnya Indonesia adalah negara pengguna pertama C-130 di luar Amerika
Serikat. Tepatnya pada 18 Meret 1960, dalam sebuah upacara di Lanud
Kemayoran, Jakarta, C-130B pertama diserahkan oleh Wakil Presiden
Lockheed Corp Carl Squier, kepada Menteri/Pangau Laksamana Udara
Suryadarma. Pesawat pertama ini diberi nomer T-1301.
Karena
merupakan peristiwa penting bagi sejarah penerbangan Indonesia, acara
penyerahan tersebut dihadiri pula oleh Menteri Keamanan Nasional
Jenderal AH. Nasution, Jenderal Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX,
Wakasad Mayor Jenderal Gatot Subroto, dan Mr. Henderson yang mewakili
Duta Besar AS untuk Indonesia beserta stafnya.
Yang lebih menarik
lagi, ternyata C-130 Hercules T-1301 diterbangkan dari AS ke Indonesia
oleh awak TNI AU (d/h AURI). Penerbangan pertama ini melalui jarak lebih
dari 21 ribu km dan melintasi tiga lautan besar, seperti Pasifik, Laut
China dan Laut Jawa. Pada jaman tersebut, apa yang dilakukan awak TNI AU
merupakan delivery flight terjauh yang pernah dilakukan oleh suatu
Angkatan Udara.
Hingga dekade tahun 70-an, C-130 Hercules TNI AU menggunakan nomer penerbangan - T. Di kemudian hari nomer penerbangan untuk skadron angkut berat dirubah, dari "T" menjadi “A.” Maka kemudian C-130B Hercules T-1301 menjadi A-1301, dan pesawat empat turboprop ini ditempatkan pada Skadron Udara 32 yang bermarkas di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Hingga dekade tahun 70-an, C-130 Hercules TNI AU menggunakan nomer penerbangan - T. Di kemudian hari nomer penerbangan untuk skadron angkut berat dirubah, dari "T" menjadi “A.” Maka kemudian C-130B Hercules T-1301 menjadi A-1301, dan pesawat empat turboprop ini ditempatkan pada Skadron Udara 32 yang bermarkas di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Yang unik, saat masih menyandang nomer
T-1301, C-130 Hercules ini pernah dikaryakan sebagai pesawat sipil.
Yakni nomer/kode penerbangannya dirubah menjadi PK-VHD, perubahan
tersebut saat C-130B Hercules digunakan untuk misi pemotretan udara oleh
PENAS (PN/Perusahaan Negara Aerial Survey) yang sekarang namanya
menjadi PT Survei Udara PENAS.
Sayangnya kiprah T-1301 tak mulus, setelah statusnya dikembalikan menjadi pesawat militer pada April 1982, dikutip dari c-130.net,
disebutkan pada bulan Mei 1982 pesawat ini mengalami kerusakan serius
akibat hard landing di Bandung. Kemudian sejak April 2005, kabarnya
C-130B T-1301 mulai dipersiapkan untuk dijadikan etalase pada museum TNI
AU.
Merujuk ke situs tni-au.mil.id (21/8/2014), setelah melewati restorasi, Danpusdiklat Paskhas saat itu, Kolonel Psk Elia Adriyanti meresmikan monumen pesawat C-130B Hercules A-1301 di Markas Pusdiklat Paskhas, Lanud Sulaiman, Margahayu, Bandung. Selain menyandang gelar sebagai monumen, mockup pesawat ini juga digunakan untuk kegiatan pendidikan.
Merujuk ke situs tni-au.mil.id (21/8/2014), setelah melewati restorasi, Danpusdiklat Paskhas saat itu, Kolonel Psk Elia Adriyanti meresmikan monumen pesawat C-130B Hercules A-1301 di Markas Pusdiklat Paskhas, Lanud Sulaiman, Margahayu, Bandung. Selain menyandang gelar sebagai monumen, mockup pesawat ini juga digunakan untuk kegiatan pendidikan.
Dan bergeser ke tahun 2017, nampaknya C-130B Hercules
A-1301 akan menempati rumah barunya di Museum Pusat Dirgantara Mandala
(Muspusdirla) TNI AU di Yogyakarta. Beberapa bagian dari pesawat C-130
Hercules A-1301 diketahuui terlebih dahulu sudah tiba di Yogyakarta. Dan
fuselage dan kokpit-nya, tepatnya hari Senin (25/9/2017) dipindahkan
dengan heavy truck trailer. Rute yang diambil adalah Bandung - Rancaekek
- Nagrek - Limbangan - Ciawi - Tasikmalaya - Banjar - Wangon - Sampang-
Gombong - Kebumen - Kutoarjo - Purworejo - Yogyakarta. Tak pelak
kegiatan pemindahan bagian pesawat ini sempat menimbulkan kemacetan di
beberapa ruas jalan di kota Bandung dan sekitarnya.
Sampai saat ini, generasi awal C-130 Hercules, yakni C-130B masih dioperasikan oleh Skadron Udara 32. Bahkan satu angkatan dengan A-1301, yaitu Hercules A-1303, belum lama ini telah selesai menjalani proses retrofit dan upgrade. C-130B/A-1303 merupakan satu dari 10 unit C-130B Hercules pertama yang dimiliki Indonesia sejak tahun 1960. Pesawat Hercules Tipe B merupakan “hasil barter” Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat yang menginginkan dibebaskannya Allan L. Pope, pilot bayaran berkewarganegaraan AS yang ditawan pemerintah Indonesia kala itu.
Lockheed L-100 30, “Kenangan” Merpati Nusantara Airlines yang Kini Masih Eksis Mengudara
https://www.kabarpenumpang.com/lockheed-l-100-30-kenangan-merpati-nusantara-airlines-yang-kini-masih-eksis-mengudara/?fbclid=IwAR0JWsEbEDycOK4gSCMWrruAr0KZU4eg7k34zUjt7M6o_-BhJw3qw60ls0M
Dan dari sekian banyak kenangan akan maskapai plat merah tersebut,
ada jejak pesawat eks MNA yang kini masih aktif beroperasi. Meski telah
pindah tugas, Lockheed L-100 30 yang saat ini dioperasikan Skadron Udara
31 dan Skadron Udara 17 TNI AU, dulunya adalah bagian dari armada MNA
yang aktif melayani penumpang di rute domestik.
Lockheed L-100 30 yang notabene adalah varian sipil dari C-130 Hercules menjadikan MNA merupakan maskapai yang benar-benar beda. Bagi awam, tak mudah untuk mencari perbedaan antara L-100 dan C-130. Meski begitu mirip dengan C-130, L-100 yang juga buatan Lockheed bila diperhatikan ada sedikit pembedanya. Dari aspek permesinan, disebut-sebut dapur pacunya memang tidak se-strong C-130, meski punya kemampuan kargo, L-100 pada hakekatnya diciptakan sebagai transformasi dari pesawat angkut untuk menjadi pesawat penumpang, dan bisa dilihat bahwa pada bagian depan L-100 dilengkapi beberapa jendela khas pesawat penumpang.
Melansir dari Indomiliter.com, Lockheed memutuskan untuk memproduksi varian sipil C-130 Hercules pada dekade 60-an. Sebagai platform pengembangan, Lockheed memanfaatkan basis C-130E Hercules yang sudah dispilkan. Selanjutnya prototipe pertama L-100 terbang perdana pada 20 April 1964 dengan melaukan penerbangan selama satu jam 25 menit. Kemudian sertifikasi kelayakan penerbangan L-100 resmi didapat pada 16 Februari 1965. Pesanan perdana L-100 berjumlah 21 unit untuk Continental Air Services pada tahun 1965.
Sayangnya tidak seperti penjualan C-130 yang laris manis, sebaliknya penjualan L-100 terbilang lesu, ini menyebabkan pengembangan L-100 terbilang lambat. Namun Lockheed tetap menawarkan L-100 dalam beberapa varian, mulai dari L-100-20, L-100-30, dan LM-100J. Total hanya 114 L-100 yang terjual, produksi terakhir terjadi pada tahun 1992. Di kemudian hari L-100 dikembangkan menjadi L-100J yang ekuivalen dengan C-130J lengkap dengan mesin turboprop canggih Rolls-Royce (Allison) AE-2100D3, baling-baling enam bilah, dan EFIS dua kru, tapi program ini dibatalkan pada tahun 2000 karena Lockheed ingin fokus di versi militer saja.
Diantara varian L-100, yang paling laris adalah L-100-30. Ciri khas L-100-30 yakni punya bodi lebih panjang 2,03 meter dari seri L-100-20. Dan yang saat ini dioperasikan TNI AU adalah jenis L-100-30. Salah satu yang fenomenal adalah L-100-30 dengan nomer A-1314, pesawat ini dibeli baru dan digunakan untuk sarana angkut VIP/VVIP di Skadron Udara 17. Nah, populasi L-100-30 juga terdapat di Skadron Udara 31, namun L-100-30 di Skadron ini didatangkan sebagai bagian dari program hibah.
Sesuai kebijaksanaan pemerintah, pada tahun 1995 TNI AU mendapat hibah dua unit L-100-30 dari maskapai Merpati Nusantara Airlines, dan tiga unit L-100-30 dari Pelita Air service. Kelima pesawat tersebut kini menjadi etalase Skadron Udara 31, masing-masing dengan nomer A-1325, A-1326, A-1327, A-1338 dan A-1329.
mokit untuk C-130 ini ada beberapa pabrikan yaitu
beberapa rakitan mokit C-130
by Danumurty
by Iwan H Nuswanto
paper craft
ekowinarno57
by ; juragan.diecast.jogya
lukisan ;
by weapontechnology blogspot com
by hendy cahyo wicaksono
by http://www.combatreform.org/assaultzone.htm
sebagai ilustrasi ada yg bikin C-160 transal dari bahan stereoform
TITAN Aero Hobby
sebagai ilustrasi ada yg bikin C-160 transal dari bahan stereoform
1:400 Dragon Wings] Lockheed C-130H Hercules TNI-AU
Dadan RahdianSambutlah Super Hercules baru milik Indonesia, C-130j-30! Pesawat ini merupakan salah satu dari lima Super Hercules yang akan bergabung dengan armada Hercules C-130 milik TNI AU terkini. Indonesia dikabarkan memesan 5 unit C-130J Super Hercules dan untuk saat ini pesawat tersebut sudah ditarik dari hanggar, itu pertanda C-130J Super Hercules Indonesia sudah siap di luncurkan
Kado HUT RI, C-130J Super Hercules Pesanan Indonesia
Sudah Jadi Dan Siap Dikirim
Taking a Look at the New Zvezda 172 C130J Model Kit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar