Selasa, 05 Oktober 2010

HELICOPTER Eksperimen



 RI-H

RX-6 Gyrocopter

  x-6 by aviahistoria com

LAPIP X-6 Kolentang

LAPIP X-8 Mayang

http://aneka10.blogspot.co.id/2012/11/sejarah-perkembangan-helikopter-nasional.html

Yum Soemarsono Helicopter RI-H

Pertama kali membuat/merancang helikopter pada tahun 1948, RI-H. Sayang tidak berbekas karena dihancurkan oleh pesawat pembom Belanda, P-40 Warhawk pada Agresi Militer Belanda II tanggal 19 desember 1948 di daerah pembuatannya, yakni di Desa Tarikngarum, sebelah timur Gunung Lawu, Jawa Timur. RI-H pada photo di atas memiliki panjang 5,75 m di tenagai mesin BMW 500 cc, 24 pk, dan kecepatan putaran 3000 RPM. Bahan rotornya adalah duralminium, diameter rotor 6,75 m dengan profil NACA 23012 pada chord 20 cm. Sementara baling-baling ekornya berdiameter 85 cm.(http://www.indoflyer.net/forum/tm.asp?m=350606) mau tau otobiografinya liat aja disini http://biografi.rumus.web.id/biografi-yum-soemarsono-bapak-helikopter-indonesia/

Heli kedua karyanya diberi julukan YSH dari inisial namanya sendiri Yum serta Soeharto dan Hatmojo rekannya yang turut menyumbangkan dana untuk pengembangan helikopter ini. Namun nasib sial terulang kembali, heli ini rusak karena terjatuh dari truk akibat tiang rotornya tersangkut kabel listrik ketika dibawa dari Yogya menuju Kalijati. Heli ini masih menggunakan mesin RI-H yang sempat dipreteli sebelum serangan udara Belanda terjadi yang menghancurkan rangka badannya meski telah disembunyikan disemak belukar. Sempat pula diuji coba dan mengudara walau hanya beberapa centimeter dari atas tanah.
 
Tahun 1954 dibangun helikopter ke-3 yang sedikit lebih besar dibanding YSH, dengan nama Soemarkopter yang dibangun di Bengkel Induk 90 - Bandung. Heli bermesin dengan daya 60 pk ini justru diterbangkan pertama kali oleh Leonard Paris, yang kebetulan berada di Indonesia bertugas sebagai teknisi sekaligus merangkap instruktur helikopter Hiller yang dibeli Indonesai saat itu. Terbang setinggi satu kaki pada 10 April 1954. Ketika Yum belajar terbang helikopter ke Amerika Serikat, heli ini ditipkannya di LAPIP, namun ketika kembali tahun 1955 heli ini tak ada ditempatnya, raib tanpa bekas entah kemana.
Ketika menjadi pilot heli kepresidenan pada tahun 1963, Presiden Soekarno sempat memberi dorongan kepadanya untuk membuat helikopter kembali. Heli ke-empat yang diberi nama Kepik oleh Presiden Soekarno ini dibuat di bengkel AU Hussein Sastranegara - Bandung. Pada tanggal 22 Maret 1964 di halaman Pindad, Yum mencoba menerbangkan heli ini, namun setelah terangkat dari tanah rotor utama terlepas yang menyabet lengan kirinya hingga putus serta meminta korban nyawa seorang pembantu dekatnya. Inilah akhir karya bapak helikopter nasional ini.
Kemandirian dalam upaya pengembangan helikopter nasional juga dilakukan LAPIP (Lembaga Persiapan Industri Penerbangan) yang berdiri Desember 1961, selain mengembangkan pesawat ringan sayap tetap juga berhasil membuat helikopter ringan eksperimental sebanyak dua jenis. Yang pertama gyrocopter yang diberi nama X-06 Kolentang berhasil mengudara tahun 1962 dan sebuah lagi helikopter satu penumpang X-08 Mayang yang terbang perdana 25 Maret 1964. Kedua prototype helikopter ini sempat diperlihatkan untuk umum dalam pameran Research Nasional I di Gedung Pola - Jakarta bulan Juli 1965.

 Author by Sudirosumbodo
https://aviahistoria.com/2017/07/13/koelentang-si-kursi-terbang-buatan-nurtanio/

Awal 1960-an, saat Nurtanio dipercaya memimpin LAPIP (Lembaga Persiapan Industri Penerbangan), banyak ide-ide yang dihasilkan, salah satunya adalah prototipe gyrocopter bernama Koelentang alias Kursi Terbang.

Gyrocopter atau girokopter, atau sering disebut juga autogyro (otogiro), merupakan  mesin terbang mirip helikopter. Beda dengan helikopter, girokopter terbang  menggunakan mesin sebagai pendorong, sedangkan baling-baling utama tidak terhubung dengan mesin melainkan bebas berputar. Saat memperoleh kecepatan yang cukup maka baling-baling utama berputar menjadi sayap dan kendaraan unik  ini dapat mengangkasa.
Teknologi ini merupakan buah karya Juan de la Cierva. Insinyur asal Spanyol ini mendemonstrasikan karyanya pertama kali pada tanggal 9 January 1923 di Madrid. Berikutnya beberapa perusahaan membuat variasi girokopter dan digunakan untuk layanan pos. Saat Perang Dunia II, walaupun terbatas, tipe girokopter dipakai sebagai intai artileri, observasi, bahkan tugas anti kapal selam.

 
Koelentang mengambil basis desain dari Bensen B-8M karya Ir. Igor Bensen, imigran Rusia yang tinggal di Amerika Serikat. Aslinya bermesin McCulloch 72 pk tapi  dimodifikasi oleh Nurtanio dengan memasang mesin VW. Tapi sebelum dipasang mesin, Koelentang diuji karakteristik terbangnya lebih dahulu tanpa mesin dengan ditarik mobil jeep layaknya sebuah pesawat layang (glider).
Setelah serangkaian percobaan tanpa mesin dan terbukti terbang stabil, barulah Kolentang dipasang mesin dan diuji coba terbang untuk pertama kalinya oleh Nurtanio di Pangkalan Udara Husein Sastranegara pada tanggal 4 Juli 1963.
Nurtanio menganggap girokopter sebagai bukan saja kendaraan udara, melainkan juga kendaraan darat. Dengan bentuk sederhana dan ukurannya yang kecil, girokopter dapat lepas landas dari lapangan bola dan mendarat secara vertikal.
Dia berencana mendemonstrasikan Koelentang ini sebagai kendaraan hibrida (hybrid). Dari Bandung menuju Jakarta, Nurtanio akan mengeluarkan girokopter ini dari garasi rumahnya di Jl. Cendana, Bandung, menggunakan mesin pendorong untuk bergerak di jalan raya menuju Husein Sastranegara.

 Dari Husein Sastranegara, Koelentang terbang menuju Bandara Internasional Kemayoran. Setelah sampai kendaraan ini kembali bergerak melalui jalan raya daerah Jakarta Pusat menuju Markas Besar AURI di Tanah Abang Bukit. Diperhitungkan waktu perjalanan mencapai 1,5 jam dan jika menghadapi cuaca buruk, Nurtanio akan mendaratkan Koelentang di lapangan bola yang waktu itu masih ada di setiap kecamatan.
Tidak ada informasi apakah demonstrasi ini pernah dilakukan Nurtanio. Tentunya bila jadi dilaksanakan, diperlukan izin dari kepolisian. Sayangnya Koelentang tidak bisa diselamatkan untuk menjadi koleksi museum, generasi muda saat ini hanya mengenalnya dari foto-foto dokumentasi yang ada. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)



gyrocopter china parade militer 2019


Hunting Eagle Chinese Gyrocopter Flying test
China Army Recognition Alain Servaes ShaanXi Baoji

Honeybee Gyro Story

Modelkitnya? dipastikan tidak akan ditemukan, untuk membuatnyapun sangat sulit rasanya karena minimnya informasi baik gambar, spesifikasi teknis, maupun photo-photo. Tetapi ada yang mirip-mirip bentuknya mungkin dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat modivikasinya yaitu merk Pavla 1/72 Focke-Achelis Fa 330 Bachstelze

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar