Jumat, 03 September 2010

SCOTTISH AVIATION TWIN PIONEER 1

                                       
                               penampakan setelah di jadikan monumen Lanud Manuhua, Biak
by  https://lanudmanuhuabiak.wordpress.com/2016/02/11/profil-lanud-manuhua-biak/

PROFIL LANUD MANUHUA 2017

                                        penampakan sebelum dijadikan monumen di Biak

dg livery Garuda Indonesia Airways by Nityo Prawatyo


twin pin hibah Malay untuk TNI-AU @ rumpin by denmas mantri

 twin pioners, rumpin by denmas mantri
 
                                           penampakan rongsok twin pin di lanud  rumpin th 2010

                                               penampakan googlemap seblm hilang

:http://jakartadailyphoto.com/index.php/2009/12/20/scottish-aviation/comment-page-1/bbrp tahun lalu, dan sekarang bila diintip dari google map rongsokan tsb sudah tidak nampak lagi.










                                                                                   

Scottish Aviation Twin Pioneer 1

Pesawat buatan Inggris th 1955 ini panggilan populernya "Twin Pin" Jika dibaca dari beberapa situs di milis, pesawat ini adalah peninggalan perusahaan penerbangan Belanda Kroonduif anak perusahaan KLM yg operasionalnya khusus di Papua. Saat Belanda meninggalkan Papua semua aset Perusahaan  diserahterimakan kepada Garuda dan diteruskan kepada Merpati.seperti tampak photo ke dua. Ada juga cerita di angkasa mags online http://www.angkasa.co.id/index.php/kisah-nyata/15-twin-pioneer-kroonduif diceritakan yang dihibahkan ke Merpati Nusantara adalah 3 unit. Selama beroperasi di Garuda Irian Barat tercatat satu unit Twin Pioneer (PK-GTC) jatuh sesaat setelah lepas landas dari Biak-Mokmer pada 14 Mei 1963 sehingga hanya menyisakan dua unit untuk dioperasikan Merpati Nusantara. Merpati menggunakannya sampai akhir 1960-an (resmi pensiun 1972) dan perannya digantikan oleh Twin Otter.

Jadi kalau kita lihat peninggalanan satu2nya di Lanud Manuhua, dekat bandara Frans Kaisepo, Biak adalah peninggalan dari Kroonduif untuk Garuda Indonesia Airways yang dioperasikan oleh Merpati Nusantara Airliner yaitu PK-GTA, PK-GTB dan PK-GTC. PK-GTC mengalami kecelakaan beberapa saat setelah lepas landas di Lapter Biak, sedangkan PK-GTB saat ini menjadi monumen di Lanud Manuhua,Biak

Sementara twinpin yang di Lanud Rumpin, Parung Panjang Tangerang, adalah hibah dari Malaysia http://www.gatwickaviationsociety.org.uk/survivors2007_update4.asp Two ex-Indonesian AF Twin Pins have been discovered at the abandoned airfield of Rumpin, near Jakarta . Indonesia received three of the type from the Royal Malaysian AF: c/ns 581, 584 and 588. Indonesian serials have not been reported and those at Rumpin are too faded to be identified (24jan2012)

dari website  http://carrynetwork.com/link_in_frame.php?link=159774 ternyata Indonesia mendapatkan hibah dari Tentara Udara Diraja Malaysia sebanyak 3 buah SAL Twin Pioneer c/ns 581, 584 and 588. Untuk no seri di TNI AU tidak pernah dilaporkan. Terakhir nampak di Lapangan Udara Rumpin Tangerang.
 Serial number 3 unit Twin Pioneer milik TUDM yang dikirimkan kepada AURI yaitu :
1. Serial Number: FM-1063 (c/n 581) to AURI 70's (s/n unknown)
2. Serial Number: FM-1065 (c/n 584) to AURI 70's (s/n unknown)
3. Serial Number: FM-1068 (c/n 588) to AURI 70's (s/n unknown)


Tapi pesawat-pesawat tersebut di atas tidak pernah operasional dan tidak memperoleh nomor register nya, ada kemungkinan pengadaanya hanya diambil sparepartnya untuk support operasional yang di Biak, sehingga akan sulit dimuseumkan karena tidak ada bukti sejarah pernah digunakan oleh TNI-AU.

baca juga cerita di ;
 https://aviahistoria.com/2017/11/15/twin-pioneer-sang-pionir-penerbangan-di-papua/

Modelkitnya saya belum dapat, wah ini sih bakalan susah dapetnya krn produksi jadul dan atas dasar pesanan, tapi jika diperoleh nanti akan diberi marking dan decal sesuai photo diatas. Jika mo bikin scratchbuild pun belon ketemu nih pesawat yg mirip apaan? jadi kalo temen2 punya ato bisa bikin kit pesawat ini bener2 yahud dah!




photo berikut mokit rakitan by Gerry



Tidak ada komentar:

Posting Komentar