by Roland Adrie
by massimotessitori altervista org
http://live.warthunder.com/feed/camouflages/
Terhapuskan Dalam Sejarah Militer Indonesia, Fakta Mengejutkan
Tentang TUPOLEV Tu-2 Bat Mi
TAK TERUNGKAP MIRIS PESAWAT PENGEBOM TU 2
AURI INDONESIA ERA SOEKARNO
TUPOLEV TU-2
Pesawat jenis bomber ini dibuat pabrikan Rusia, dari cerita di milis negara kita pada awal tahun 60an berdatangan pesawat buatan blok timur termasuk 12 unit Tupolev TU-2 dari Cina yang dipersiapkan untuk menggantikan armada B-25, tetapi tidak pernah mencapai status operasional hanya bertahan sebentar dinasnya . dikembalikan ke USSR atau. dihibahkan ke salah satu negara aliansi USSR.
Ada cerita menarik dari otobiografi Sri Mulyono Herlambang yaitu pengalamanya memimpin tim penjemputan pesawat pembom Tupolev Tu-2 berjumlah 36 orang ke Cina. Selain harus direpotkan masalah bahasa baik selama di kelas maupun saat penerbangan hingga untuk mendapatkan landing clearance mereka hanya menggunakan isyarat lampu hijau, juga soal membawa pulang pesawat ke Indonesia. Pasalnya, penerbang RRC tidak berpengalaman menerbangkan pesawat melintasi samudera. "Makanya penerbang yang saya bawa adalah orang-orang nekad seperti Pedet Soedarman," aku Sri Mulyono.(tokoh indonesia.com)
Serial: 7 (ex 2250)During 1954. Ex PLAAF aircraft. Chinese markings overpainted by Grey. Camouflage: Dark-Green/GreyJani Sari Tambahan background info saja...utk melengkapi PERBURUAN Tu-2 Indonesia ini....
TUPOLEV Tu-2 & LAVOCKHIN La-11s AURI
Usai operasi PRRI-Permesta, hampir semua pesawat tempur AURI dalam kondisi tidak laik terbang.
Untuk menunjukkan solidaritas sesama negara Asia Afrika, RRC bersedia menghibahkan 12 unit pembom Tu-2 yang diterbangkan oleh Sri Mulyono Herlambang (kelak menjadi KSAU) dan 24 unit La-11s yang dikirim melalui kapal laut.
Sayang pesawat2 tsb tidak lama dioperasikan oleh AURI karena alasan teknis.
Konon pesawat Tu-2 ini tidak ada jejak fisiknya di Indonesia (?) dan utk La-11s ada satu di Museum Dirgantara Mandala Jogja.
Adakah teman2 yang punya foto2 pesawat tsb saat sudah operasional di Indonesia? Sudah saya google tidak ketemu. Adanya foto saat masih di RRC.
Jani Sari
.
Hizkia Steven saya kumpulin sih registrasinya M-471 sampai
M-482 om
http://bacaanmu.blogspot.com/2010/10/militer-indonesia-di-tahun-60an.html#ixzz1RCc3EqQa
http://weaponstechnology.blogspot.com/2010/03/history-of-indonesian-air-force.html
Tupolev Tu-2 Bat: Pembom Propeller TNI AU Yang Terlupakan
Tupolev adalah legenda besar bagi TNI AU, namanya begitu masyur
mewakili kehadiran pembom jet jarak jauh Tu-16 pada dekade 60 dan 70-an
di Indonesia. Meski terkesan terlupakan, namun sejarah telah mencatat
tak hanya Tu-16 yang dirilis Tupolev di Indonesia, justru jauh sebelum
hadirnya Tu-16, TNI AU (d/h AURI) telah mengoperasikan pembom medium
Tu-2, yang oleh NATO diberi kode Bat.
Bila pembom Tu-16
dihadirkan Uni Soviet dalam menjawab eskalasi Perang Dingin dengan AS
dan NATO. Maka Tu-2 hadir terkait upaya Soviet untuk menantang kehadiran
pembom NAZI Jerman Junkers Ju 88 semasa Perang Dunia II. Sang
perancang, Andrei Tupolev mempersiapkan pesawat ini sebagai pembom
bermesin dua berkecepatan tinggi untuk berlaga di garis depan menghadapi
Jerman. Untuk urusan kecepatan tinggi, Tupolev merancang kecepatan Tu-2
agar setara dengan kecepatan pesawat pemburu kursi tunggal. Kecepatan
maksimum Tu-2 mencapai 521 kilometer per jam dengan kecepatan menanjak
8,2 meter per detik.
Dalam hal produksi, Tu-2 termasuk berhasil dengan jumlah yang dibuat
mencapai 2.257 unit. Karir Tu-2 pun tak berhenti setelah berakhirnya
Perang Dunia II. Tu-2 telah dibuat dalam beberapa varian, yakni sebagai
varian peluncur torpedo, interceptor, dan varian intai udara. Meski Tu-2
buatan Uni Soviet, tapi Tu-2 yang hadir untuk TNI AU berasal dari hibah
pemerintah Cina (RRC) pada tahun 1958. Maklum Cina saat itu tengah
gencar melakukan pendekatan ke RI terkait urusan politik dan ideologi.
Bagi TNI AU, hadirnya Tu-2 menambah angin segar lini pembom yang saat
itu diperkuat B-25 Mitchell dan B-26 Invader bekas pakai AU Belanda.
Dirunut dari sejarahnya, Cina mendapatkan Tu-2 dari Soviet terkait
hibah atas berlimpahnya stok armada Tu-2, sekaligus mendukung Tentara
Pembebasan Rakyat Cina dalam Perang Saudara di Cina. Kiprah Tu-2 lainnya
yakni pada kancang Perang Korea. Beberapa Tu-2s Cina ditembak jatuh
oleh penerbang Inggris dan Amerika selama Perang Korea. Dalam misi
penindakan kerusuhan pada periode 1958 – 1962 di Tibet, Tu-2s berperan
untuk melaksanakan ground attack, Cina sendiri menggunakan Tu-2 hingga
tahun 1970-an. Setelah Perang Dunia II, Tu-2 menjadi pesawat uji yang
ideal untuk berbagai powerplants, termasuk generasi pertama dari mesin
jet Soviet.
Sayangnya, di Indonesia karir Tu-2 begitu cepat
redup, sejak pesawat diterima Skadron Udara 1, Tu-2 hanya beroperasi
kurang dari satu tahun. Beberapa informasi menyebut Tu-2 mengalami
kendala teknis saat beroperasi di Indonesia, diantaranya mesin tidak
cocok dengan iklim tropis. Lebih disayangkan lagi, tak ada sisa Tu-2
yang dijadikan monumen di Tanah Air. Ada yang menyebut Tu-2 TNI AU
dikembalikan ke negara asal pembuatnya (Uni Soviet) dan ada yang
menyebut Tu-2 dibibahkan kembali ke salah satu negara aliansi Uni
Soviet.
Skadron Udara 1,
Dirunut dari sejarahnya, pada tahun 1937, Andrei Tupolev
merancang Samolyet ( dalam Bahasa Rusia berarti “pesawat” ) -103, Tu-2
dirancang berdasarkan pada prototipe awal pembom ringan ANT-58, ANT-59
dan ANT-60. Tu-2 melakukan uji terbang pertama pada 29 Januari 1941 yang
dipiloti oleh Mikhail Nukhtinov. Tu-2 resmi masuk armada udara Soviet
pada 1942, sementara rentang masa produksinya mulai dari 1941 – 1948.
(Bayu Pamungkas)
Spesifikasi Tu-2 Bat
– Kru: 4
– Panjang: 13,80 meter
– Lebar sayap: 18,86 meter
– Tinggi: 4,13 meter
– Berat kosong: 7.601 kg
– Berat terisi: 10.538 kg
– Max berat lepas landas: 11.768 kg
– Mesin: 2 × mesin radial Shvetsov Ash-82, masing-masing 1.380 kW (1.850 hp)
– Kecepatan maksimum: 521 km / jam
– Jarak tempuh: 2.020 km
– Service ceiling: 9.000 meter
– Tingkat menanjak: 8,2 meter per detik
Persenjataan :
– 2 × kanon ShVAK 20 mm (0.79 in) mengarah ke depan yang terpasang di sayap.
– 3 × senapan mesin ShKAS 7,62 mm (0,30 di) menembak ke belakang (kemudian digantikan oleh senapan mesin UB Berezin 12,7 mm pada kanopi, punggung dan perut Tu-2.
– Bom : internal (bombay) 1.500 kg (3.300 lb) dan eksternal 2.270 kg (5.000 lb).
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=790275331081314&id=555135264595323
In addition to Soviet service, the Tu-2 saw widespread post-war service
with other Communist nations and Warsaw Pact partners including China,
North Korea, Poland, Hungary, Romania and Bulgaria. The Indonesian Air
Force also operated the Tu-2.
http://www.hyperscale.com/2012/reviews/kits/xuntongb48003reviewbg_1.htm
Peninggalan pesawat ini tidak ada, photo2nya saat operasional baru ditemukan seperti tampak paling atas, drawingnya seperti gambar kedua dan kit yg sudah dibuat Om Iwan seperti tampak dibawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar