@ museum dirgantara mandala yogyakarta
by weaponstechnology blgspt co id
by x.detik.com
Auster AOP Mk II
Negara asal | : | Inggris | ||
Jenis | : | Pesawat Pengintai Darat | ||
Panjang sayap | : | 11 M | ||
Panjang badan | : | 7,1 M | ||
Berat kosong | : | 772 Kg | ||
Kecepatan maksimum | : | 202 Km/jam | ||
Jarak terbang | : | 342 Km/jam | ||
Akomodasi | : | 1 awak pesawat | ||
Sejarah | ||||
1950 | : | Kekuatan Skadron 4. | ||
1950 - 1956 | : | Operasi penumpasan DI/TII di Jawa Barat. | ||
1987 | : | Diabadikan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. |
Pesawat terbang ringan ini pernah digunakan TNI-AU, diperoleh cerita saat operasionalnya dari web http://tni-au.mil.id/content/skadron-4-0 sebagai berikut :
Skadron Udara 4 lahir pada tahun 1950-an dan dikenal dengan nama Eskadron IV Pengintai Darat. Nama “Eskadron IV” ini kemudian berubah menjadi “Skadron IV” setelah masa konsolidasi dalam tubuh Angkatan Udara Republik Indonesia Serikat (AURIS) yang merupakan Skadron Bantuan bagi pasukan di darat untuk pengintaian dan penuntun penembakan senjata artileri, sesuai pengumuman Kasau Nomor: 28/11/Peng/KS/51 tanggal 21 Maret 1951. Komandan pertama yaitu Letnan Udara I Suhodo resmi di angkat pada tanggal 9 April 1951 yang sekaligus ditetapkan sebagai tanggal lahirnya Skadron Udara 4. Pada awalnya Skadron ini terdiri dari pesawat-pesawat Auster Mark motor tunggal X 130 dk Gipsy Major (Inggris), warisan dari 6e ARVA (Artillery Verkenning Afdeling), yang diterima pemerintah Indonesia dari Luchtvaart Militaire Nederland pada tanggal 20 Maret 1950 di Pangkalan Udara Semplak (sekarang Lanud Atang Senjaya) Bogor.
Peninggalan satu-satunya pesawat ini masih dapat dilihat di Museum Dirgantara Yogyakarta, dan saat ini dapat dilihat pula miniatur scalemodelkitnya yg dibuat oleh para punggawa modelkit Indonesia di museum tersebut.
Skadron Udara 4 TNI-AU, Lanud Abdurachman Saleh, Malang
Skadron Udara 4 lahir pada tahun 1950-an dan dikenal dengan nama Eskadron IV Pengintai Darat. Nama “Eskadron IV” ini kemudian berubah menjadi “Skadron IV” setelah masa konsolidasi dalam tubuh Angkatan Udara Republik Indonesia Serikat (AURIS) yang merupakan Skadron Bantuan bagi pasukan di darat untuk pengintaian dan penuntun penembakan senjata artileri, sesuai pengumuman Kasau Nomor: 28/11/Peng/KS/51 tanggal 21 Maret 1951. Komandan pertama yaitu Letnan Udara I Suhodo resmi di angkat pada tanggal 9 April 1951 yang sekaligus ditetapkan sebagai tanggal lahirnya Skadron Udara 4. Pada awalnya Skadron ini terdiri dari pesawat-pesawat Auster Mark motor tunggal X 130 dk Gipsy Major (Inggris), warisan dari 6e ARVA (Artillery Verkenning Afdeling), yang diterima pemerintah Indonesia dari Luchtvaart Militaire Nederland pada tanggal 20 Maret 1950 di Pangkalan Udara Semplak (sekarang Lanud Atang Senjaya) Bogor.
Peninggalan satu-satunya pesawat ini masih dapat dilihat di Museum Dirgantara Yogyakarta, dan saat ini dapat dilihat pula miniatur scalemodelkitnya yg dibuat oleh para punggawa modelkit Indonesia di museum tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar