Sabtu, 21 Agustus 2010

GRUMMAN HU-16 Albatros




                                               






 

ex Polisi Airud yg tlh dijual by FB Hizkia Steven



                    Grumman HU-16 (UF-1) Albatros Seaplane Indonesian Navy TNI AL 
                                            Walkaround Video. DJI Osmo Pocket
                                        @Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta

                                            
WISATA MURAH, AURI, TNI AU, LANUD 
ABDURRAHMAN SALEH MALANG

   @ lanud Abdurachman Saleh Malang


 
                                          @ lanud Husein Sastra Negara, Bandung by Fajar Arif










                    Grumman HU-16A Albatross, Indonesian Air Force (TNI-AU)

Grumman UF-1 Albatros IR-0117


 Negara asal      :     Amerika Serikat 
Jenis   : Pesawat angkut sedang 
Penggunaan   : Untuk SAR, Amphibi 
Pabrik   : Grummen Aircraft, USA 
Motor   : Piston 2 ea : R-1.82076 A (UF-1), R-1.82084 B (UF-1)
Panjang sayap   : 29,42 M 
Panjang pesawat   : 19,12 M 
Tinggi pesawat   : 7,78 FT 
Berat kosong   : 10.380 KG 
Berat maksimum   : 17.010 KG 
Kecepatan jelajah  : 205 Knot (379 Km/jam)
Persenjataan  : Torpedo dan Roket
Akomodasi  : 7 Awak pesawat
Sejarah
1955  : Dimasukkan dalam jajaran kekuatan Skadron 5 Intai Laut TNI AU dan sebagai pesawat SAR, berkedudukan di Lanud Abdulrachman Saleh.
1958  : Disiapkan dalam operasi penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta.
1962  : Digunakan dalam operasi udara pembebasan Irian Barat/Trikora.
1975  : Jenis ini dengan Reg. UF-2, memperkuat dalam Skadron 5.
1992  : Diabadikan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Pesawat UF-1 Albatros menjadi kekuatan TNI AU sejak tahun 1956 masuk menjadi kekuatan Skadron 5 Intai Laut pernah digunakan dalam operasi PRRI/Permesta, Trikora, Dwikora. Diabadikan di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala 1992.

Pesawat angkut amphibi ini pernah digunakan TNI-AU pada Skadron V (9 April 1951) dan TNI-AL seperti photo David Taylor di atas. Saat ini peninggalannya ada dua dari TNI-AU satu dapatLanud dilihat di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta, satu lagi di lanud Abdurachman Saleh Malang, dari TNI-ALnya malah ga punya peninggalan.Terakhir diketahui dari FB Indonesian Military Plane Spotter pesawat ini dibagusin dan dipajang di depan salah satu hanggar lanud Husein Sastra Negara Bandung.
Skadron 5 TNI-AU


 TNI AU dan Kemhan saat ini mungkin tengah mempertimbangkan pengadaan pesawat intai amfibi, pasalnya belum lama berselang, pihak Rusia menawarkan Beriev Be-200 Altair. Sementara dari pihak Jepang mulai bersiap menawarkan pesawat amfibi turbo propeller US-2. Semua menyusul gaung poros maritim yang dicanangkan pemerintahan Jokowi saat ini. Memang idealnya bangsa maritim sebesar Indonesia harus mempunya pesawat dengan peran strategis, seperti pada kedua pesawat diatas.

Flash back ke masa lalu, justru Indonesia pernah menjadi yang terdepan dalam pengoperasian pesawat amfibi di belahan Asia Selatan. Publik masih ingat, saat di tahun 50-an TNI AU (d/h AURI) pernah mengggunakan PBY-5A Catalina yang legendaris. Berlanjut kemudian, TNI AU dan TNI AL (d/h ALRI) juga mengoperasikan pesawat amfibi besutan Grumman, UF-2 Albatross.

Sementara TNI AL lewat Puspenerbal juga ikut mengoperasikan Albatross, pada 1 September 1960 datang dua unit UF-1 Albatross di Lanud Angkatan Laut Morokrembangan. Pesawat ini masuk dalam kekuatan Skadron 600, yakni sebagai pesawat angkut utilty, patroli, dan foto udara. Pesawat ini juga aktif dalam mendukung operasi Trikora.

Yang terakhit disebut, Albatross punya kesan tersendiri di Tanah Air, sebab pesawat ini memang lebih baru dari Catalina, dirancang dan meluncur pasca Perang Dunia Kedua. Meski sudah pensiun dari kedinasan TNI, Albatross masih dioperasikan TNI AU hingga tahun 1982. Salah satu Albatross dapat dilihat saat ini sebagai koleksi museum Dirgantara di Yogyakarta. Albatross sesuai perannya, tak hanya digunakan untuk misi intai maritim dan SAR, pesawat dengan radian engine ini juga laris manis dipakai kalangan sipil, baik untuk transportasi dan kepentingan wisata. Debutnya terakhir muncul saat tampil dalam film Expendables (2010). Dalam sekuel film action Hollywood tersebut, Albatross yang dipiloti Sylvester Stallone berhasil menggilas kawanan pasukan musuh di darat. Aktor Jason Statham disini tampil memukau dengan berdiri di depan kokpit sembari melepaskan tembakan. Pesawat disamarkan sebagai milik NGO Global Wildlife Conservancy.

Dirunut dari sejarahnya, varian Albatross pertama meluncur pada 24 Oktober 1947, produksinya dimulai pada periode 1949 hingga 1961, dengan total produksi 466 unit. Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina, menjadi deretan negara di Asia Tenggara yang pernah mengoperasikan Albatross. Albatross HU-16 (HU-16A untuk versi Indonesia) merupakan salah satu pesawat amfibi yang pernah digunakan AURI pada akhir tahun 50-an sampai awal 80-an. Varian ini lebih populer dengan identitas UF-1.

Menurut catatan sejarah, pada tahun 1957, Skadron Udara 5 Intai Maritim yang bermarkas di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur mendapat tiga buah pesawat HU-16 Albatros dari pabrik Grumman USA dan dua buah pesawat Grumman Goose dari sebuah perusahaan minyak Inggris. Kemudian, pada tahun 1976, ada tambahan 4 unit UF-2 Albatross (HU-16D) untuk Skadron 5. UF-2 punya sayap yang lebih panjang. Skadron yang berada dibawah jajaran Wing udara 5 ini menggunakan Albatross sampai tahun 1982, dimana mereka menggantinya dengan Boeing 737-200 Surveillance dan C-130H MPA Hercules maritim Patrol.

Sementara TNI AL lewat Puspenerbal juga ikut mengoperasikan Albatross, pada 1 September 1960 datang dua unit UF-1 Albatross di Lanud Angkatan Laut Morokrembangan. Pesawat ini masuk dalam kekuatan Skadron 600, yakni sebagai pesawat angkut utilty, patroli, dan foto udara. Pesawat ini juga aktif dalam mendukung operasi Trikora.

Skadron Udara 600 TNI-AL

Albatross memiliki kecepatan maksimal mencapai 380 km per jam. Grumman Albatross diperkuat 2× Wright R-1820-76 Cyclone 9 radial engine. Pada masanya, kemampuan pesawat ini tidak dapat diragukan lagi. Pada tanggal 4 Juli 1973 Ia memecahkan rekor resmi ketinggian terbang untuk pesawat sejenisnya dengan terbang sampai ketinggian 9.600 meter. Albatross juga sempat mencicipi medan tempur di perang Korea dan perang Vietnam. Tidak hanya Amerika Serikat, 23 negara lain juga menggunakan Albatross. (Deni Adi)
https://www.kaskus.co.id/thread/54ee9370bdcb17747f8b4581/mengenal-pesawat-pesawat-tni-au/2

Modelkitnya telah dimiliki dari merk Amodel skala 1:144 kondisi saat ini belum dirakit dan diwarnai, nantinya akan diwarnai dan diberi decal TNI-AL seperti photo di atas.



 Photo di bawah kit yg tlh dibuat punggawa mokit indonesia (Alex Sidharta) dan tlh dipajang di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta - 2015


                                            berikut dibawah ini adalah by Gatot Widjoseno
                                                     dg baling-baling bisa berputar







Beberapa pabrikan mokit:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar