Yudi Supri
Registrasi G-ADYH diganti dengan registrasi RI-008 pada Oktober 1948. Pesawat ditangkap oleh pasukan Belanda di Maguwo pada 19 Desember 1948 dan diterbangkan ke Andir.
Samar2 kelihatan registrasi G-ADYH, RI - 008 DH-86A
y SamsUdin Putranto Hanafi
Dehaviland DH-89 Dragon Rapide
Pesawat penumpang bikinan Canada yang dioperasikan Belanda ini bermesin dua ceritanya pernah menjadi milik kita yang beroperasi di Papua. Pesawat ini sepertinya tidak masuk ke dalam salah satu angkatan udara kita, tapi masuk ke jajaran Garuda Indonesia Airways atau Merpati Nusantara yang beroperasi di Papua, karena sebelumnya dioperasikan oleh perusahaan penerbangan Belanda. Sulit mendapat cerita maupun photo saat pesawat ini aktif operasional. Peninggalannyapun tidak ada yang bisa kita lihat
RI-008, De Havilland DH-86A Ekspress sewaan Pemerintah Indonesia bermesin empat
Pada awal2 masa kemerdekaan kita, Pemerintah Indonesia banyak menyewa ataupun membeli pesawat untuk menembus blokade-blokade Belanda. RI-008 merupakan pesawat salah satu pesawat yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk menembus blokade-blokade Belanda. Pesawat ini kabarnya merupakan jenis DH-86A Ekspress bernomor konstruksi C/N 2344 dan bekas milik maskapai Intercontinental Air Tours,Sydney dengan registrasi G-ADYH dan memiliki nosename pesawat yaitu "Denebola". Bila dilihat dari awal pembuatannya, pesawat ini dibuat pada Bulan Juni tahun 1936 di Hatfield, setelah itu pesawat ini sempat berganti-ganti kepemilikan hingga akhirnya pada tahun 1948 pesawat ini disewa oleh Pemerintah Indonesia dan kabarnya bermarkas di Malaya dan Burma. Ketika pesawat ini disewa oleh Pemerintah Indonesia, pesawat ini mendapat registrasi RI-008, namun registrasi tersebut memang tidak terpasang dengan jelas ( kemungkinan untuk mengkaburkan identitas pesawat ). Pada saat Agresi Belanda 2 tanggal 19 Desember 1948, pesawat RI-008 ini kabarnya ada di Lapangan Terbang Maguwo. Beruntungnya, saat Belanda menyerang Lapangan Terbang Maguwo hampir seluruh pesawat di Lapter tersebut hancur ( termasuk RI-004 yg sedang stand by disitu ) kecuali pesawat RI-008 dan 2 K5Y1 Cureng yg diparkir di dalam Hangar Maguwo. Menurut beberapa info, livery RI-008 yg dicatat Belanda saat Belanda Melakukan AMB 2 yaitu menggunakan livery bertuliskan "Intercontinental" di body pesawat dengan tulisan " Skytravel Ltd" di ekor pesawat. Pesawat RI-008 yg ditemukan dalam Hangar TKR Oedara di Lapter Maguwo akhirnya disita oleh Belanda dan dibawa ke Lapangan Terbang Andir oleh Letnan K. Van Gessel. Di Andir, pesawat ini kabarnya dibongkar dan menyisakan 4 mesinnya yaitu De Havilland Gipsy. Menurut http://www.goodall.com.au , mesin tersebut akhirnya dipakai oleh Indonesia dikemudian hari dan digunakan untuk dipasang ke pesawat buatan Indonesia ( kemungkinan pesawat bikinan pak Nurtanio yaitu NU-200 "Sikumbang" ). Sayang peninggalan dari RI-008 sama sekali tidak ada karena pesawatnya telah dibongkar di Bandung pada 1949 dan tidak menyisakan apapun. Foto-foto dari RI-008 pun tidak pernah beredar jelas, namun 1 foto ini kemungkinan adalah "penampakan" dari De Havilland DH-86A Ekspress RI-008 sewaan Pemerintah Republik Indonesia..
.
Hizkia Steven
RI-008 tidak ditulis secara jelas pada badan pesawat, kemungkinan untuk mengkaburkan identitas om, scheme pesawat ini saja masih menggunakan scheme operator sebelumnya dan masih ada tulisan operatornya di ekor
seingetku pesawat ini batal digunakan untuk membawa pak Karno karna udah keburu disita Belanda waktu Agresi, dan waktu itu juga di Maguwo ada Avro Anson RI-004 yang sedang standby untuk perawatan (ada yang bilang jadi pesawat cadangan juga)
Sumber data :
- http://www.airhistory.org.uk/dh/p023.html
- http://www.goodall.com.au/australian-aviation/dh86/dh86.html
- Majalah Angkasa No.12 September 2009 Tahun XIX
Sumber gambar : google.com
https://www.facebook.com/groups/aviahistoria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar