Kamis, 12 Agustus 2010

TUPOLEV Tu-2


Dua penerbang AURI dengan latar Tu-2 di Cina.


penampakan Tu-2 di lanud Abdurachmansaleh
by Roland Adrie

Tu 2 milik AURI dahulu. Tu-2 No seri 7 (ex 2250)

 
by massimotessitori altervista org

http://live.warthunder.com/feed/camouflages/






                    Terhapuskan Dalam Sejarah Militer Indonesia, Fakta Mengejutkan 
                                            Tentang TUPOLEV Tu-2 Bat Mi

                            TAK TERUNGKAP MIRIS PESAWAT PENGEBOM TU 2 
                                        AURI INDONESIA ERA SOEKARNO






TUPOLEV TU-2


Pesawat jenis bomber ini dibuat pabrikan Rusia, dari cerita di milis negara kita pada awal tahun 60an berdatangan pesawat buatan blok timur termasuk 12 unit Tupolev TU-2 dari Cina yang dipersiapkan untuk menggantikan armada B-25, tetapi tidak pernah mencapai status operasional hanya bertahan sebentar dinasnya . dikembalikan ke USSR atau. dihibahkan ke salah satu negara aliansi USSR.
Ada cerita menarik dari otobiografi Sri Mulyono Herlambang yaitu pengalamanya memimpin tim penjemputan pesawat pembom Tupolev Tu-2 berjumlah 36 orang ke Cina. Selain harus direpotkan masalah bahasa baik selama di kelas maupun saat penerbangan hingga untuk mendapatkan landing clearance mereka hanya menggunakan isyarat lampu hijau, juga soal membawa pulang pesawat ke Indonesia. Pasalnya, penerbang RRC tidak berpengalaman menerbangkan pesawat melintasi samudera. "Makanya penerbang yang saya bawa adalah orang-orang nekad seperti Pedet Soedarman," aku Sri Mulyono.(tokoh indonesia.com)
Serial: 7 (ex 2250)During 1954. Ex PLAAF aircraft. Chinese markings overpainted by Grey. Camouflage: Dark-Green/Grey

Jani Sari Tambahan background info saja...utk melengkapi PERBURUAN Tu-2 Indonesia ini....

TUPOLEV Tu-2 & LAVOCKHIN La-11s AURI


Usai operasi PRRI-Permesta, hampir semua pesawat tempur AURI dalam kondisi tidak laik terbang.

Untuk menunjukkan solidaritas sesama negara Asia Afrika, RRC bersedia menghibahkan 12 unit pembom Tu-2 yang diterbangkan oleh Sri Mulyono Herlambang (kelak menjadi KSAU) dan 24 unit La-11s yang dikirim melalui kapal laut.

Sayang pesawat2 tsb tidak lama dioperasikan oleh AURI karena alasan teknis.

Konon pesawat Tu-2 ini tidak ada jejak fisiknya di Indonesia (?) dan utk La-11s ada satu di Museum Dirgantara Mandala Jogja.

Adakah teman2 yang punya foto2 pesawat tsb saat sudah operasional di Indonesia? Sudah saya google tidak ketemu. Adanya foto saat masih di RRC.

Jani Sari


.
Hizkia Steven  saya kumpulin sih registrasinya M-471 sampai M-482 om
http://wp.scn.ru/en/ww2/b/442/16/0
http://bacaanmu.blogspot.com/2010/10/militer-indonesia-di-tahun-60an.html#ixzz1RCc3EqQa
http://weaponstechnology.blogspot.com/2010/03/history-of-indonesian-air-force.html

Tupolev Tu-2 Bat: Pembom Propeller TNI AU Yang Terlupakan

Tupolev adalah legenda besar bagi TNI AU, namanya begitu masyur mewakili kehadiran pembom jet jarak jauh Tu-16 pada dekade 60 dan 70-an di Indonesia. Meski terkesan terlupakan, namun sejarah telah mencatat tak hanya Tu-16 yang dirilis Tupolev di Indonesia, justru jauh sebelum hadirnya Tu-16, TNI AU (d/h AURI) telah mengoperasikan pembom medium Tu-2, yang oleh NATO diberi kode Bat.
Bila pembom Tu-16 dihadirkan Uni Soviet dalam menjawab eskalasi Perang Dingin dengan AS dan NATO. Maka Tu-2 hadir terkait upaya Soviet untuk menantang kehadiran pembom NAZI Jerman Junkers Ju 88 semasa Perang Dunia II. Sang perancang, Andrei Tupolev mempersiapkan pesawat ini sebagai pembom bermesin dua berkecepatan tinggi untuk berlaga di garis depan menghadapi Jerman. Untuk urusan kecepatan tinggi, Tupolev merancang kecepatan Tu-2 agar setara dengan kecepatan pesawat pemburu kursi tunggal. Kecepatan maksimum Tu-2 mencapai 521 kilometer per jam dengan kecepatan menanjak 8,2 meter per detik.

Dalam hal produksi, Tu-2 termasuk berhasil dengan jumlah yang dibuat mencapai 2.257 unit. Karir Tu-2 pun tak berhenti setelah berakhirnya Perang Dunia II. Tu-2 telah dibuat dalam beberapa varian, yakni sebagai varian peluncur torpedo, interceptor, dan varian intai udara. Meski Tu-2 buatan Uni Soviet, tapi Tu-2 yang hadir untuk TNI AU berasal dari hibah pemerintah Cina (RRC) pada tahun 1958. Maklum Cina saat itu tengah gencar melakukan pendekatan ke RI terkait urusan politik dan ideologi. Bagi TNI AU, hadirnya Tu-2 menambah angin segar lini pembom yang saat itu diperkuat B-25 Mitchell dan B-26 Invader bekas pakai AU Belanda.

Dirunut dari sejarahnya, Cina mendapatkan Tu-2 dari Soviet terkait hibah atas berlimpahnya stok armada Tu-2, sekaligus mendukung Tentara Pembebasan Rakyat Cina dalam Perang Saudara di Cina. Kiprah Tu-2 lainnya yakni pada kancang Perang Korea. Beberapa Tu-2s Cina ditembak jatuh oleh penerbang Inggris dan Amerika selama Perang Korea. Dalam misi penindakan kerusuhan pada periode 1958 – 1962 di Tibet, Tu-2s berperan untuk melaksanakan ground attack, Cina sendiri menggunakan Tu-2 hingga tahun 1970-an. Setelah Perang Dunia II, Tu-2 menjadi pesawat uji yang ideal untuk berbagai powerplants, termasuk generasi pertama dari mesin jet Soviet.

Sayangnya, di Indonesia karir Tu-2 begitu cepat redup, sejak pesawat diterima Skadron Udara 1, Tu-2 hanya beroperasi kurang dari satu tahun. Beberapa informasi menyebut Tu-2 mengalami kendala teknis saat beroperasi di Indonesia, diantaranya mesin tidak cocok dengan iklim tropis. Lebih disayangkan lagi, tak ada sisa Tu-2 yang dijadikan monumen di Tanah Air. Ada yang menyebut Tu-2 TNI AU dikembalikan ke negara asal pembuatnya (Uni Soviet) dan ada yang menyebut Tu-2 dibibahkan kembali ke salah satu negara aliansi Uni Soviet.
Skadron Udara 1,


Dirunut dari sejarahnya, pada tahun 1937, Andrei Tupolev merancang Samolyet ( dalam Bahasa Rusia berarti “pesawat” ) -103, Tu-2 dirancang berdasarkan pada prototipe awal pembom ringan ANT-58, ANT-59 dan ANT-60. Tu-2 melakukan uji terbang pertama pada 29 Januari 1941 yang dipiloti oleh Mikhail Nukhtinov. Tu-2 resmi masuk armada udara Soviet pada 1942, sementara rentang masa produksinya mulai dari 1941 – 1948. (Bayu Pamungkas)

Spesifikasi Tu-2 Bat
– Kru: 4
– Panjang: 13,80 meter
– Lebar sayap: 18,86 meter
– Tinggi: 4,13 meter
– Berat kosong: 7.601 kg
– Berat terisi: 10.538 kg
– Max berat lepas landas: 11.768 kg
– Mesin: 2 × mesin radial Shvetsov Ash-82, masing-masing 1.380 kW (1.850 hp)
– Kecepatan maksimum: 521 km / jam
– Jarak tempuh: 2.020 km
– Service ceiling: 9.000 meter
– Tingkat menanjak: 8,2 meter per detik

Persenjataan :
– 2 × kanon ShVAK 20 mm (0.79 in) mengarah ke depan yang terpasang di sayap.
– 3 × senapan mesin ShKAS 7,62 mm (0,30 di) menembak ke belakang (kemudian digantikan oleh senapan mesin UB Berezin 12,7 mm pada kanopi, punggung dan perut Tu-2.
– Bom : internal (bombay) 1.500 kg (3.300 lb) dan eksternal 2.270 kg (5.000 lb).

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=790275331081314&id=555135264595323

In addition to Soviet service, the Tu-2 saw widespread post-war service with other Communist nations and Warsaw Pact partners including China, North Korea, Poland, Hungary, Romania and Bulgaria. The Indonesian Air Force also operated the Tu-2.
 http://www.hyperscale.com/2012/reviews/kits/xuntongb48003reviewbg_1.htm 

Peninggalan pesawat ini tidak ada,  photo2nya saat operasional baru ditemukan seperti tampak paling atas, drawingnya seperti gambar kedua dan kit yg sudah dibuat Om Iwan seperti tampak dibawah. 

Modelkitnya telah saya peroleh dari merk ICM skala 1;72,


mokit rakitan Om Iwan :

mokit rakitan di musdirga jogyakarta

beberapa pabrikan mokit :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar