@monumen jogya kembali(monjali)
by WW2shots.com
http://dirgantara.museumjogja.org/id/content/209-guntai
Negara asal | : | Jepang | ||
Tahun pembuatan | : | 1930 | ||
Jenis Pesawat | : | Pembom tukik | ||
Panjang sayap | : | 10,76 M | ||
Panjang pesawat | : | 8,90 M | ||
Kecepatan | : | 400 Km/jam | ||
Jarak terbang | : | 1,722 Km | ||
Persenjataan | : | 3 Senapan mesin 303 dan 500 Kg bom | ||
Akomodasi | : | 2 Awak pesawat | ||
Keterangan | : | Pesawat ini diketemukan di Pangkalan Udara Babo Papua ex Jepang dalam Perang Dunia II di Irian Barat. kemudian dibawa ke Yogya untuk direnovasi dan sekarang masih dapat dilihat anak cucu kita di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta. Selain itu ada juga replikanya di monumen jogya kembali (monjali) |
Aada cerita lain dari website:In 1945, Indonesian People's Security Force (IPSF) (Indonesian pro-independence guerrillas) captured a small number of aircraft at numerous Japanese air bases, including Bugis Air Base in Malang (repatriated 18 September 1945). Most aircraft were destroyed in military conflicts between the Netherlands and the newly proclaimed-Republic of Indonesia during the Indonesian National Revolution of 1945-1949.http://en.wikipedia.org/wiki/Mitsubishi_Ki-51
Cerita dari web tni-au http://tni-au.mil.id/content/pesawat-guntei-ki-51
Pesawat Guntei merupakan pesawat jenis pembom tukik (Dive Bomber) buatan pabrik Mitsubishi, Jepang tahun 1938. Pesawat Guntai pada eranya pernah menjadi salah satu kekuatan udara Jepang pada Perang Dunia II, di Indonesia Pesawat Guntei pada awalnya ditemukan di Pangkalan Udara Bugis, Malang dengan jumlah 7 pesawat yang merupakan peninggalan pemerintah Jepang saat menguasai wilayah Indonesia.
Pesawat pembom yang menggunakan motor radial dengan pendingin menggunakan angin. Pesawat tersebut berkekuatan 850 daya kuda dengan kecepatan maksimum 400 km/jam, kecepatan jelajah 265 km/jam dan kemampuan jelajah 1.722 km.
Sebagai pesawat pembom Pesawat Guntei mampu membawa bom seberat 500 kg dan dilengkapi tiga pucuk senapan mesin caliber 303. Angkatan Darat menyebutnya "Type 99 Assault Plane". Sekutu menyebutnya dengan "Sonia". Pertama terbang pada pertengahan 1939. Total produksi sekitar 2.385 unit.
Karakterisitik Pesawat Guntei adalah sebagai berikut :
Waktu itu pesawat berada diatas Kesamben dan Kepanjen yang bergunung-gunung serta sangat menuntut keahlian dan keberanian. Sesaat setelah memasuki daerah Malang, Pangkalan Udara Bugis sudah kelihatan dengan ketinggian 300 meter secara mendadak mesin mati. Berdasarkan pengalamaan dan teori yang didapat, penerbang secara berturut-turut melakukan flaps down…..switch off… sambil mencari tempat pendaratan darurat kemudian “ploftlanding”. Pesawat mendarat dengan hentakan yang cukup keras hingga pesawat hancur, namun penerbangnya Sujono berhasil selamat.
Cerita dari web tni-au http://tni-au.mil.id/content/pesawat-guntei-ki-51
Pesawat Guntei merupakan pesawat jenis pembom tukik (Dive Bomber) buatan pabrik Mitsubishi, Jepang tahun 1938. Pesawat Guntai pada eranya pernah menjadi salah satu kekuatan udara Jepang pada Perang Dunia II, di Indonesia Pesawat Guntei pada awalnya ditemukan di Pangkalan Udara Bugis, Malang dengan jumlah 7 pesawat yang merupakan peninggalan pemerintah Jepang saat menguasai wilayah Indonesia.
Pesawat pembom yang menggunakan motor radial dengan pendingin menggunakan angin. Pesawat tersebut berkekuatan 850 daya kuda dengan kecepatan maksimum 400 km/jam, kecepatan jelajah 265 km/jam dan kemampuan jelajah 1.722 km.
Sebagai pesawat pembom Pesawat Guntei mampu membawa bom seberat 500 kg dan dilengkapi tiga pucuk senapan mesin caliber 303. Angkatan Darat menyebutnya "Type 99 Assault Plane". Sekutu menyebutnya dengan "Sonia". Pertama terbang pada pertengahan 1939. Total produksi sekitar 2.385 unit.
Karakterisitik Pesawat Guntei adalah sebagai berikut :
- Kru Dua orang
- Panjang 9,21 m
- Lebar sayap 12,1 m
- Tinggi 2,73 m
- Wing area 24,0 m²
- Berat kosong 1.873 kg
- Loaded weight 2.798 kg
- Max. lepas landas berat 2.920 kg
- Powerplant 1 × Mitsubishi Ha-26-II 14 cylinder air cooled radial engine, 709 kW (950 hp)
- Kecepatan maksimum : 424 km / jam (229 kn, 263 mph)
- Rentang 1.060 km (574 nmi, 660 mil)
- Layanan langit-langit 8.270 m (27.130 kaki)
- Wing beban 117 kg / m² (23,8 lb / ft ²)
- Daya / massa 0,24 kW / kg (0,15 hp / lb)
- Kemampuan menanjak 5.000 m (16.400 ft) 9 min 55 sec
Waktu itu pesawat berada diatas Kesamben dan Kepanjen yang bergunung-gunung serta sangat menuntut keahlian dan keberanian. Sesaat setelah memasuki daerah Malang, Pangkalan Udara Bugis sudah kelihatan dengan ketinggian 300 meter secara mendadak mesin mati. Berdasarkan pengalamaan dan teori yang didapat, penerbang secara berturut-turut melakukan flaps down…..switch off… sambil mencari tempat pendaratan darurat kemudian “ploftlanding”. Pesawat mendarat dengan hentakan yang cukup keras hingga pesawat hancur, namun penerbangnya Sujono berhasil selamat.
Jasa Pesawat Guntei pada masa perjuangan bangsa dalam mempertahankan
kedaulatan Negara Republik Indonesia adalah, ketika pesawat tersebut
berhasil melaksanakan misi operasi udara pertama. Pesawat Guntei itu
diterbangkan oleh Kadet Penerbang Mulyono pada tanggal 29 Juli 1947
untuk melancarkan pemboman ke tangsi-tangsi militer Belanda di Semarang
dalam Perang Kemerdekaan RI pertama.
Sementara pesawat peninggalan Jepang lain yang digunakan secara bersamaan dengan Pesawat Guntei adalah dua Pesawat Cureng menyerang tangsi-tangsi Belanda di Salatiga dan Ambarawa. ** Pd
https://www.kaskus.co.id/thread/54ee9370bdcb17747f8b4581/mengenal-pesawat-pesawat-tni-au/
Sementara pesawat peninggalan Jepang lain yang digunakan secara bersamaan dengan Pesawat Guntei adalah dua Pesawat Cureng menyerang tangsi-tangsi Belanda di Salatiga dan Ambarawa. ** Pd
https://www.kaskus.co.id/thread/54ee9370bdcb17747f8b4581/mengenal-pesawat-pesawat-tni-au/
Modelkitnya April 2012 ini telah diperoleh dari merk Hasegawa (1;72), ternyata 1 box itu berisi 2 set (combo). Kondisi saat ini belum dirakit, nantinya akan diberi marking dan decal AURI sesuai photo di atas.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus