Il-14 dolok martimbang by SamsUdin Putranto Hanafi
Ilyushin il-14 dan Avia Av-14
Pesawat angkut buatan Rusia ini pernah digunakan TNI-AU untuk angkut pasukan dan logistik serta keperluan kepresidenan sejak 1957 sd pensiun pada
12 Juli 1975. Indonesia membeli Avia Av-14 dari Cekoslovakia. Sebagai produk Perang
Dingin, pihak NATO memberi identitas Il-14 dengan code name Crate.
Dolok Martimbang itu jenis Ilyushin Il-14PS, bodynya lebih pendek 1 m ketimbang Avia Av-14sumber ; https://www.merdeka.com/peristiwa/menengok-sejarah-panjang-skadron-2-tni-au.html
Il-14 punya peran yang cukup banyak dalam menunjang operasi militer di Tanah Air. Sebagai pesawat angkut sedang, kodrat Il-14 tak jauh beda dengan C-47/DC-3 Dakota yang legendaris, bisa digerakan sebagai pesawat angkut taktis militer, bisa juga diperankan sebagai angkutan sipil. Karena masuk kelas angkut sedang, maka Il-14 dan Dakota ditempatkan dalam skadron yang sama, yakni Skadron Udara 2 yang ber-home base di Lanud Halim Perdanakusuma. Pengadaan Il-14 berlangsung mulai periode 1958 hingga 1962-an. Satu diantara pesawat tersebut digunakan sebagai pesawat kepresidenan, yang diberi nama Dolok Martimbang. Indonesian Air Force One ini termasuk yang pertama datang, pada 10 Mei 1957, Presiden Soekarno meninjau pesawat itu di Jakarta. Sisa 21 pesawat Il-14 lainnya tiba di Indonesia dari Cekoslovakia pada Juni 1958.
Sebanyak 19 unit memperkuat Skadron Udara 2, dan sisanya dua unit ditempatkan di Skadron Udara 17 Angkut VIP/VVIP. Di awal kedatangan Il-14, TNI AU mendidik 18 awak ke luar negeri, mereka terdiri dari penerbang, navigator, operator radio, teknisi udara, dan ground crew. Pelajarannya meliputi teori dan praktek yang makan waktu sekitar 80 jam. Pendidikan awak ini dimulai pada 19 Januari 1957 dan rampung pada 14 Februari 1957.
Dalam kurun waktu 1957 – 1965, di berbagai daerah di Tanah Air terjadi sejumlah pemberontakan. Il-14 Avia digunakan TNI AU sebagai pesawat angkut personel dan logistik. Il-14 Avia resmi masuk masa pensiun pada 12 Juli 1975. Hal tersebut berdasarkan Pengarahan KSAU nomer 182/Pes-15/1975. Merujuk dari sejarahnya, Il-14 mulai dirancang pasca Perang Dunia Kedua. Penerbangan perdana Il-14 dilakukan pada 1 Oktober 1950. Di masa jayanya, Il-14 terbilang laris digunakan AU dan maskapai penerbangan dari negara-negara yang dekat dengan Uni Soviet. Bukti laris manisnya Il-14 bisa dilihat dari populasinya yang mencapai 1.348 unit. Sebagai pesawat populer, Il-14 juga diproduksi secara lisensi oleh sekutu-sekutunya. Seperti Jerman Timur yang membuat 80 unit oleh VEB Flugzeugwerke Dresden pada periode 1956 – 1959. Lalu 203 unit dibuat oleh Avia di Cekoslovakia pada periode 1956 – 1960. Seperti sudah jadi langganan, Cina pun membuat varian Il-14 yang diberi label Y-6. Dan Indonesia membeli Il-14 Avia dari Cekoslovakia. Sebagai produk Perang Dingin, pihak NATO memberi identitas Il-14 dengan code name Crate.
pesawat memakai nama Gunung-gunung di Indonesia
T-401 "Dolok Martimbang" ,
T-405 "Merbabu" .
T-404 "Bugis"
Spesifikasi Ilyushin Il-14
• Crew: Four
• Capacity: 24-32 passengers
• Length: 22,3 meter
• Wingspan: 31,7 meter
• Height: 7,9 meter
• Empty weight: 12.600 kg
• Max. takeoff weight: 18.000 kg
• Powerplant: 2 × Shvetsov ASh-82T 14 cylinder air-cooled radial engines, 1,417 kW (1,900 hp) each
• Maximum speed: 417 km/h
• Range: 1.305 km
• Service ceiling: 7,400 meter
• Rate of climb: 5 meter/detik
peninggalan satu-satunya waktu itu masih dapat dilihat di Komplek TNI-AU Lanud Abdurachman Saleh Malang, Jatim.
Terus terang sebagai orang awam yang cuma punya hobby merakit scale modelkit khususnya pesawat militer indonesia sangat prihatin dengan kejadian ini...pesawat ini diberi julukan "mario bross"...parahnya lagi ada juga pesawat lain juga dicat serupa dan diberi julukan "angry bird"...kejadian seperti ini dulu juga pernah terjadi di Pekanbaru..sebuah f-86 Sabre ditaman tengah kota di warnai dengan motif hiasan adat khas Pekanbaru...untung kemudian dikembalikan ke warna asalnya lagi...apakah ini juga akan dikembalikan ke marking asalnya lagi ? mari kita berdoa bersama semoga diberi petunjukNya untuk segera dikembalikan seperti semula...amiiin
alhamdullilah..pd th 2015 julukan "mario bross" berakhir.. berkat inisiatif Marsma Hadi Tjahjanto marking pesawat ini dikembalikan ke asal menjadi seperti ini, .....terimakasih komandan ! :
kondisi terakhir di lapangan komplek TNI-AU Lanud Abdurachman Saleh Malang
photo by Tri SP IMPS.
Pada bulan September 2017 atas perintah KSAU Hadi Tjahjanto monumen dipindahkan ke Museum Pusat Dirgantara Mandala - Yogyakarta
by SamsUdin Putranto Hanafi
by https://tni-au.mil.id/
Dolok Martimbang itu jenis Ilyushin Il-14PS, bodynya lebih pendek 1 m ketimbang Avia Av-14sumber ; https://www.merdeka.com/peristiwa/menengok-sejarah-panjang-skadron-2-tni-au.html
Il-14 punya peran yang cukup banyak dalam menunjang operasi militer di Tanah Air. Sebagai pesawat angkut sedang, kodrat Il-14 tak jauh beda dengan C-47/DC-3 Dakota yang legendaris, bisa digerakan sebagai pesawat angkut taktis militer, bisa juga diperankan sebagai angkutan sipil. Karena masuk kelas angkut sedang, maka Il-14 dan Dakota ditempatkan dalam skadron yang sama, yakni Skadron Udara 2 yang ber-home base di Lanud Halim Perdanakusuma. Pengadaan Il-14 berlangsung mulai periode 1958 hingga 1962-an. Satu diantara pesawat tersebut digunakan sebagai pesawat kepresidenan, yang diberi nama Dolok Martimbang. Indonesian Air Force One ini termasuk yang pertama datang, pada 10 Mei 1957, Presiden Soekarno meninjau pesawat itu di Jakarta. Sisa 21 pesawat Il-14 lainnya tiba di Indonesia dari Cekoslovakia pada Juni 1958.
Skadron 2 TNI-AU Lanud Halim PK
Sebanyak 19 unit memperkuat Skadron Udara 2, dan sisanya dua unit ditempatkan di Skadron Udara 17 Angkut VIP/VVIP. Di awal kedatangan Il-14, TNI AU mendidik 18 awak ke luar negeri, mereka terdiri dari penerbang, navigator, operator radio, teknisi udara, dan ground crew. Pelajarannya meliputi teori dan praktek yang makan waktu sekitar 80 jam. Pendidikan awak ini dimulai pada 19 Januari 1957 dan rampung pada 14 Februari 1957.
Dalam kurun waktu 1957 – 1965, di berbagai daerah di Tanah Air terjadi sejumlah pemberontakan. Il-14 Avia digunakan TNI AU sebagai pesawat angkut personel dan logistik. Il-14 Avia resmi masuk masa pensiun pada 12 Juli 1975. Hal tersebut berdasarkan Pengarahan KSAU nomer 182/Pes-15/1975. Merujuk dari sejarahnya, Il-14 mulai dirancang pasca Perang Dunia Kedua. Penerbangan perdana Il-14 dilakukan pada 1 Oktober 1950. Di masa jayanya, Il-14 terbilang laris digunakan AU dan maskapai penerbangan dari negara-negara yang dekat dengan Uni Soviet. Bukti laris manisnya Il-14 bisa dilihat dari populasinya yang mencapai 1.348 unit. Sebagai pesawat populer, Il-14 juga diproduksi secara lisensi oleh sekutu-sekutunya. Seperti Jerman Timur yang membuat 80 unit oleh VEB Flugzeugwerke Dresden pada periode 1956 – 1959. Lalu 203 unit dibuat oleh Avia di Cekoslovakia pada periode 1956 – 1960. Seperti sudah jadi langganan, Cina pun membuat varian Il-14 yang diberi label Y-6. Dan Indonesia membeli Il-14 Avia dari Cekoslovakia. Sebagai produk Perang Dingin, pihak NATO memberi identitas Il-14 dengan code name Crate.
pesawat memakai nama Gunung-gunung di Indonesia
T-401 "Dolok Martimbang" ,
T-405 "Merbabu" .
T-404 "Bugis"
Spesifikasi Ilyushin Il-14
• Crew: Four
• Capacity: 24-32 passengers
• Length: 22,3 meter
• Wingspan: 31,7 meter
• Height: 7,9 meter
• Empty weight: 12.600 kg
• Max. takeoff weight: 18.000 kg
• Powerplant: 2 × Shvetsov ASh-82T 14 cylinder air-cooled radial engines, 1,417 kW (1,900 hp) each
• Maximum speed: 417 km/h
• Range: 1.305 km
• Service ceiling: 7,400 meter
• Rate of climb: 5 meter/detik
peninggalan satu-satunya waktu itu masih dapat dilihat di Komplek TNI-AU Lanud Abdurachman Saleh Malang, Jatim.
Pada bulan Agustus 2012 monumen pesawat ini atas inisiatif
Kadislog Lanud Abd Saleh Kolonel Tek Asfan Jauhari S.AP livery dirubah :
Kadislog Lanud Abd Saleh Kolonel Tek Asfan Jauhari S.AP livery dirubah :
Terus terang sebagai orang awam yang cuma punya hobby merakit scale modelkit khususnya pesawat militer indonesia sangat prihatin dengan kejadian ini...pesawat ini diberi julukan "mario bross"...parahnya lagi ada juga pesawat lain juga dicat serupa dan diberi julukan "angry bird"...kejadian seperti ini dulu juga pernah terjadi di Pekanbaru..sebuah f-86 Sabre ditaman tengah kota di warnai dengan motif hiasan adat khas Pekanbaru...untung kemudian dikembalikan ke warna asalnya lagi...apakah ini juga akan dikembalikan ke marking asalnya lagi ? mari kita berdoa bersama semoga diberi petunjukNya untuk segera dikembalikan seperti semula...amiiin
alhamdullilah..pd th 2015 julukan "mario bross" berakhir.. berkat inisiatif Marsma Hadi Tjahjanto marking pesawat ini dikembalikan ke asal menjadi seperti ini, .....terimakasih komandan ! :
kondisi terakhir di lapangan komplek TNI-AU Lanud Abdurachman Saleh Malang
photo by Tri SP IMPS.
Pada bulan September 2017 atas perintah KSAU Hadi Tjahjanto monumen dipindahkan ke Museum Pusat Dirgantara Mandala - Yogyakarta
by SamsUdin Putranto Hanafi
by https://tni-au.mil.id/
Akhirnya pada bulan Oktober 2017 Monumen dibongkar dan dipindahkan ke Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta yang merupakan tempat paling terhormat bagi veteran pesawat terbang TNI-AU.
Menurut keterangan Perwira Proyek (Payek) Mayor Tek I Wayan Adi
Dharmadi, ST. MT “pesawat ini 2-3 hari kedepan akan segera kita geser
ke Yogyakarta, dan ini kita akan survey perjalanan darat dari malang
hingga Yogyakarta”. Jangan sampai perjalanan kita terhambat karena
permasalahan teknis seperti yang terjadi pada pesawat yang lain. Pesawat
yang mempunyai bobot 12.600 kg dan berat saat take off 18.000 kg akan
diangkut kendaraan trailer kurang lebih 3 kendaraan dan semoga semuanya
akan berjalan sesuai rencana”. Dan Payek menjelaskan menurut hasil
survey kemungkinan kita akan mulai pada malam hari dan menempuh waktu
hingga 12 jam apabila lancar.
Terima kasih Komandan...serasa bangga..smoga ditempat barunya pesawat ini dapat lebih terawat dan lebih banyak bisa dinikmati..dikagumi..masyarakat tanpa harus waspada diuber PM seperti ditempat asalnya dahulu. Syukur2 diperbolehkan selfi di cabin atau cockpit pesawat walaupun dikenakan "charge" dan dipandu "petugas", supaya dapat menggugah minat dirgantara masyarakat untuk menjadi tentara langit menjaga keutuhan NKRI
Pabrikan modelkitnya ada beberapa merk dan ukuran seperti skala 1:144 merk Amodel, ada juga merk MIKU skala 1:72 versi intai maritim dimana moncongnya berbeda, selain itu merk ini hanya untuk pesanan. Barusan (Juli 2012) ditemukan di milis kalo merk Fox Models dari Siberia
sono telah membuat scale model pesawat ini skala 1/72 seperti photo di
atas.
Modelkitnya saya punya dari merk Amodel skala 1:144 tapi type Il-12, sehingga perlu dimodivikasi sedikit di sirip tegaknya dan posisi mesin yang sedikit lebih rendah, kondisi saat ini belum dirakit, jika nanti jaodi dirakit makan diwarnai dan diberi marking strip kilat sesuai photo di atas.
Beberapa pabrikan mokit :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar